Rabu, 30 November 2011

Kecerdasan Matematis-Logis

Kecerdasan ini adalah kemampuan untuk menangani bilangan dan perhitungan, pola berpikir logis dan ilmiah. Biasanya, kecerdasan ini dimiliki oleh para ilmuwan, filsuf, dan sebagainya.kecerdasan ini mempunyai dua unsure, yakni matematika dan logika kemudian dipadukan sehingga menjadi kecerdasan matematis-logis. Hal ini dikarenakan oleh keterkaitan diantara keduanya, bahakn keduanya sama-sama mengikuti hokum dasar yang sama, yakni konsistensi.

Untukpertama kalinya hukum logika dikemukakan oleh seorang filsuf Yunani, yaitu Aristoteles. Ia menjelaskan bagaimana argument disusun, bukti dan syarat dinyatakan, dan kesimpulan dibuat. Dari logika inilah lahir apa yang disebut dengan pemikiran ilmiah yang mensyaratkan timbulnya hipotesis berdasarkan pengamatan.

Hal ini disambut oleh para ilmuwan, dan mereka merancang percobaan secara khusus untuk menguji hipotesis tersebut. Dari pengujian ini lahir teori-teori ilmiah yang melahirkan berbagai teknologi tingkat tinggi. Atas dasar ini pula Howard Gardner  menyatakan bahwa kecerdasan ini yang paling penting.  Tetepi, dia tidak memandang bahwa kecerdasan ini yang paling utama daripada kecerdasan lainnya. Sebab, semua kecerdasan mempunyai keunggulan tersendiri.

                Selama ini anggapan orang mengenai kecerdasan matematis-logis masih sebatas pemahaman terhadap kemampuan berhitung semata. Padahal, menurut Gardner, kecerdasan ini mempunyai beberapa aspek, seperti kemampuan berpikir logis, memecahkan masalah,pola pikir deduksi-induksi, dan kemampuan mengenali pola dan hubungan.

                Secara sederhana anak yang mempunyai kecerdasan matematis-logis ditunjukkan pada tabel indikator sebagai berikut:






































No.UsiaIndikator Kecerdasan Matematis-Logis Anak
1.0-1 tahun

  • Mengenal benda

  • Mengenal warna


2.1-2 tahun

  • Mengenal bentuk

  • Mengenal rasa manis, pahit, dan asam

  • Mengenal bilangan 1 dan 2


3.2-3 tahun

  • Mampu mengelompokkan benda yang berbentuk sama

  • Mampu membedakan bentuk lingkaran dan persegi

  • Mampu membedakan rasa dan warna

  • Mengenal bilangan hingga hitungan 5


4.3-4 tahun

  • Mampu membedakan bentuk dan ukuran (besar-kecil, panjang-pendek)

  • Mampu mengurutkan angka 1-10

  • Mampu membedakan warna lebih banyak


5.4-5 tahun

  • Menunjukkan rasa ingin tahu mengenai sesuatu

  • Suka membongkar mainan untuk sekedar dilihat apa yang ada didalamnya dan kemudian dirangkai lagi

  • Suka mengurutkan sesuatu


6.5-6 tahun

  • Mampu mengurutkan bilangan 1 hingga minimal 50

  • Senang dengan permainan otak atik bilangan

  • Menyukai permainan komputer

  • Dengan mudah meletakkan benda sesuai dengan kelompoknya



 

Sumber: Suyadi.2009.Ternyata Anakku Bisa Kubuat Genius. Yogyakarta: Power Books. Hal  180-183.

 

Metode Eksperimen dalam proses pembelajaran

Menurut Schoenherr (1996) yang dikutip oleh Palendeng (2003:81) metode eksperimen adalah metode yang sesuai untuk pembelajaran sains, karena metode eksprimen mampu memberikan kondisi belajar yang dapat mengembangkan kemampuan berfikir dan kreativitas secara optimal. Siswa diberi kesempatan untuk menyusun sendiri konsep-konsep dalam struktur kognitifnya, selanjutnya dapat diaplikasikan dalam kehidupannya.

Dalam metode eksperimen, guru dapat mengembangkan keterlibatan fisik dan mental, serta emosional siswa. Siswa mendapat kesempatan untuk melatih ketrampilan proses agar memperoleh hasil belajar yang maksimal. Pengalaman yang dialami secara langsung dapat tertanam dalam ingatannya. Keterlibatan fisik dan mental serta emosional siswa diharapkan dapat diperkenalkan pada suatu cara atau kondisi pembelajaran yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan juga perilaku yang inovatif dan kreatif.

Pembelajaran dengan metode eksperimen melatih dan mengajar siswa untuk belajar konsep fisika sama halnya dengan seorang ilmuwan fisika. Siswa belajar secara aktif dengan mengikuti tahap-tahap pembelajarannya. Dengan demikian, siswa akan menemukan sendiri konsep sesuai dengan hasil yang diperoleh selama pembelajaran.

Pembelajaran dengan metode eksperimen menurut Palendeng (2003:82) meliputi tahap-tahap sebagai berikut : (1) percobaan awal, pembelajaran diawali dengan melakukan percobaan yang didemonstrasikan guru atau dengan mengamati fenomena alam. Demonstrasi ini menampilkan masalah-masalah yang berkaitan dengan materi fisika yang akan dipelajari. (2) pengamatan, merupakan kegiatan siswa saat guru melakukan percobaan. Siswa diharapkan untuk mengamati dan mencatat peristiwa tersebut. (3) hipoteis awal, siswa dapat merumuskan hipotesis sementara berdasarkan hasil pengamatannya. (4) verifikasi , kegiatan untuk membuktikan kebenaran dari dugaan awal yang telah dirumuskan dan dilakukan melalui kerja kelompok. Siswa diharapkan merumuskan hasil percobaan dan membuat kesimpulan, selanjutnya dapat dilaporkan hasilnya. (5) aplikasi konsep , setelah siswa merumuskan dan menemukan konsep, hasilnya diaplikasikan dalam kehidupannya. Kegiatan ini merupakan pemantapan konsep yang telah dipelajari. (6) evaluasi, merupakan kegiatan akhir setelah selesai satu konsep.
Penerapan pembelajaran dengan metode eksperimen akan membantu siswa untuk memahami konsep. Pemahaman konsep dapat diketahui apabila siswa mampu mengutarakan secara lisan, tulisan, , maupun aplikasi dalam kehidupannya. Dengan kata lain , siswa memiliki kemampuan untuk menjelaskan, menyebutkan, memberikan contoh, dan menerapkan konsep terkait dengan pokok bahasan .

Metode eksperimen mempunyai kelebihan dan kekurangan sebagai berikut :

Kelebihan metode eksperimen : (a) Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya. (b) dalam membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan baru dengan penemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia. (c) Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran umat manusia.

Kekurangan metode eksperimen :
(a) Metode ini lebih sesuai untuk bidang-bidang sains dan teknologi. (b) metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan kadangkala mahal. (c) Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan. (d) Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena mungkin ada factor-faktor tertentu yang berada di luar jangkauan kemampuan atau pengendalian.

Sumber: www.nilaieka.blogspot.com

 

Selasa, 29 November 2011

Taqlim Al-Azfhar

MEMOTONG KUKU (TAQLIM AL-AZFHAR)

Taqlim dalam bahasa Arab merupakan bentuk taf’il dari kata Al-Qalm yang artinya memotong. Dalam riwayat lain dipergunakan kata yang lain, yaitu qashsh (memotong), dan kata taqlim lebih umum dari kata qashsh. Sedangkan Al-Azhfar adalah jamak dari zhufr berarti kuku. Baik kuku tangan maupun kuku kaki.


Bagaimana hukum dan hikmahnya?

Hukum memotong kuku (baik kuku tangan maupun kuku kaki) adalah sunnah, bagi kaum laki-laki maupun perempuan. Hikmah disyariatkannya pemotongan kuku ini adalah untuk menghilangkan kotoran yang terkumpul diantara kuku dan jari jemari manusia. Dengan memotong kuku tersebut maka akan hilanglah kotorannya, sehingga ia tidak sempat terkumpul. Dan bila kuku itu dibiarkan memanjang, maka ada kemungkinan bagi kotoran untuk berkumpul dibawahnya sehingga menghalangi air untuk sampai kepada anggota badan yang harus dibasuh ketika bersuci. Atau ada sisa kotoran yang terkumpul di bawahnya ketika seseorang beristinjak dengan air setelah dia buang air besar. Sehingga ketika ia berwudhukotoran tersebut belum hilang seluruhnya kemudian terbawadalam sholat, disamping itu pulaakan menimbulkan bahaya bagi kesehatan. Oleh sebab itukita dianjurkan untuk memotong kuku. Seseorang diperbolehkan  untuk memotong kukunya yang memanjang dengan gunting, pisau, atau gunting kuku yang diperuntukkan khusus untukmemotongnya, sedangkan hokum memotong kuku dengan igi adalah makruh, Karen aada bahaya yang tersimpan dibalikitu. Dalam buku Al-Fatwa Al-Hiondia Fiqh  Al-Hanafiah dikatakan memotong kuku denga gigi hukumnya makruh.


Ketika memotong kuku kita dianjurkan untuk memotong kuku tangan kanan kemudian yang kiri, lalu memotong kuku kaki kanan kemudian kaki kiri.


 Bagaimana untuk pemanjangan kuku wanita?

Kadang kala wanita senang memanjangkan kukunya yang menurut pandangannya dapat dijadikan hiasan, sehingga kukunya sering kering dan memanjang sehingga kukunya Nampak seperti cakar burung buas, sehingga kelihatan kotor.


Tidak diragukan lagi bahwa perbuatan seperti itu tidak boleh, karena itu bertentangan dengan sunnah Nabi SAW yang memerintahkan untuk memotong kuku, tidak emanjangkannya, tanpa memotongnya. Disamping itu jika dibiarkan memanjang dapat membahayakan kesehatan.


Kapan waktu yang tepat untuk memotong kuku?

Memotong kuku tidak terikat pada waktu tertentu, tetapi ia mesti dilakukan bilamana diperlukan, yaitu ektika kuku seseorang sudah masanya untuk dipotong. Kita tidak boleh membiarkannya hingga tak terpotong selama lebih dari empat puluh hari. Diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam shahihnya, dari Anas bin Malik, bahwa ia berkata: “Telah ditetapkan bagi kita waktu untk memotong kumis, memotong kuku, mencabut rambut ketiak, memotong rambut kemaluan, bahwatidak boleh membiarkannya hingga melebihi empat puluh malam.”


Imam Nawawi memberikan komentar terhadap riwayat tersebut: “Artinya kita tidak boleh membiarkannya dan tidak memotongnya lebih dari empat puluh malam, dan bukanberarti waktu yang diberikan kepada kita untuktidak memotongnya selama empat puluh hari.”


Al-Fiqh Al-‘Ayni dalam Syarh Shahih Bukhorinya, dan juga Al-Askolani dalam Syarh Baihaqi meriwayatkan sebuah hadits secara mursal dari Abu Ja’far bahwa dia berkata, Rasulullah SAW suka sekali memotong kukunya pada hari jum’at. Dalam buku Al-fatawa Al-Hindia Fiqh Al-Hanafiyah dikatakan :”Yang paling utama ialah memotong kuku, memotong kumis, mencabut rambut ketiak, memotong rambut kemaluan, dan membersihkan badan sekali setiap minggu jika tidak maka hendaknya dilakukan setiaplima hari sekali dan tidak boleh membiarkannya lebih dari empat puluh hari.


Apa yang perlu dilakukan setelah memoting kuku?

Dalam buku Al-Fatawa Al-Hindia Fiqh Al-Hanafiyyah, disebutkan “Apabila seseorang telah memotong kukunya atau rambutnya, maka hendaknya dia menanam kuku dan rambutnya yang telah dipotong itu, atau membuangnya dan tidak boleh (makruh) mencampakkannya ke dalam wc atau kamar mandi.


 

Sumber: Risalah Fiqh Wanita oleh Ust. Labib Mz. Dan Aqis Bil Qisthi. 2005. Surabaya: Bintang Usaha Jaya. Hal 89-92.

Pengertian Komunikasi

Kata atau istilah komunikasi (dari bahasa Inggris “communication”),secara etimologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa Latin communicatus, dan perkataan ini bersumber pada kata communis Dalam kata communis ini memiliki makna ‘berbagi’ atau ‘menjadi milik bersama’ yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna.

Komunikasi secara terminologis merujuk pada adanya proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi dalam pengertian ini yang terlibat dalam komunikasi adalah manusia. Karena itu merujuk pada pengertian Ruben dan Steward(1998:16) mengenai komunikasi manusia yaitu:

Human communication is the process through which individuals –in relationships, group, organizations and societies—respond to and create messages to adapt to the environment and one another. Bahwa komunikasi manusia adalah proses yang melibatkan individu-individu dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi dan masyarakat yang merespon dan menciptakan pesan untuk beradaptasi dengan lingkungan satu sama lain.

Untuk memahami pengertian komunikasi tersebut sehingga dapat dilancarkan secara efektif dalam Effendy(1994:10) bahwa para peminat komunikasi sering kali mengutip paradigma yang dikemukakan oleh Harold Lasswell dalam karyanya, The Structure and Function of Communication in Society. Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk untuk menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?

Paradigma Lasswell di atas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu,yaitu:

  1. Komunikator (siapa yang mengatakan?)

  2. Pesan (mengatakan apa?)

  3. Media (melalui saluran/ channel/media apa?)

  4. Komunikan (kepada siapa?)

  5. Efek (dengan dampak/efek apa?).


Jadi berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, secara sederhana proses komunikasi adalah pihak komunikator membentuk (encode) pesan dan menyampaikannya melalui suatu saluran tertentu kepada pihak penerima yang menimbulkan efek tertentu.

Sumber: Mulyana, Deddy. 2001. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Rosda Karya. (www.adiprakosa.com)

Senin, 28 November 2011

Sumpah Pocong

Bolehkah sumpah pocong?

Sumpah pocong adalah sumpah yang dilakukan oleh seseorang dalam keadaan terbalut kain kafan seperti layaknya orang yang telah meninggal (pocong). Sumpah ini tak jarang dipraktekkan dengan tata cara yang berbeda, misalnya pelaku sumpah tidak dipocongi tapi hanya dikerudungi kain kafan dengan posisi duduk.

Sumpah pocong biasanya dilakukan oleh pemeluk agama Islam dan dilengkapi dengan saksi dan dilakukan di rumah ibadah (mesjid). Di dalam hukum Islam sebenarnya tidak ada sumpah dengan mengenakan kain kafan seperti ini. Sumpah ini merupakan tradisi lokal yang masih kental menerapkan norma-norma adat. Sumpah ini dilakukan untuk membuktikan suatu tuduhan atau kasus yang sedikit atau bahkan tidak memiliki bukti sama sekali. Konsekuensinya, apabila keterangan atau janjinya tidak benar, yang bersumpah diyakini mendapat hukuman atau laknat dari Tuhan. (http://id.wikipedia.org/wiki/Sumpah_pocong)


Tanya: Assalamu ‘alaikum wr. wb. Ada yang ingin ana tanyakan, apakah Islam membolehkan umatnya untuk melakukan sumpah pocong? Karena ada sebagian orang Islam yang melakukannya. (08197890***)

Jawaban Al Ustadz Abu Hamzah Al Atsary.:

Wa’alaikumussalam warohmatullahi wabarokatuh.

Pertama, Islam tidak mengenal adanya sumpah pocong, hal ini menunjukkan bahwa sumpah pocong bukan berasal dari Islam.

Kedua, didapatinya sebagian orang Islam yang melakukannya ini bukanlah dalil / ukuran dalam menilai suatu kebenaran, barometer kebenaran itu hanyalah Al Kitab dan As Sunnah.

Ketiga, masalah sumpah itu sendiri sebenarnya ada dalam Islam, dimana kita tidak boleh bersumpah kecuali atas nama Allah. Rosulullah bersabda, “Barangsiapa bersumpah dengan selain Allah maka ia telah kufur atau syirik.” (HR Tirmidzi dari Umar ibnu Khattab).

Dalam hadits lain disebutkan bahwa orang-orang Yahudi mendatangi Nabi, lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Sesungguhnya kalian telah berbuat syirik, kalian mengatakan, ‘Atas kehendak Allah dan kehendakku’ dan kalian mengatakan, ‘Demi Ka’bah’ …” (HR Nasa`i dari Qutailah).


Anda perhatikan dari hadits-hadits ini adanya larangan bersumpah dengan selain Allah, meskipun dengan Ka’bah yang padahal ia sebagai baitullah, apalagi kalau selain Ka’bah. Selanjutnya Anda bisa lihat kembali di Al Wala` Wal Bara` edisi 7 tahun ke-1 kolom Fatwa. Wal ‘ilmu ‘indallah. Edisi ke-7


 

SUMBER : Bulletin Al Wala’ Wal Bara’ Tahun ke-2 / 09 Januari 2004 M / 17 Dzul Qo’dah 1424 H

 

Jumat, 18 November 2011

analisis ski

STRUKTUR BUKU SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM UNTUK MTs/SMP ISLAM KELAS VIII


Pengarang        : Mahrus As’ad, dkk

Penerbit            : Erlangga, Jakarta (2009)

BAB I  Sejarah islam pada masa Dinasti Abbasiyah

  1. Sejarah berdirinya Dinasti Abbasiyah

  2. Tokoh-tokoh yang berjasa dalam Dinasti Abbasiyah

  3. Periodisasi kekuasaan Dinasti Abbasiyah


BAB II Perkembangan peradaban kebudayaan Islam pada masa Daulah Abbasiyah

  1. Perkembangan peradaban/kebudayaan Islam pada masa Daulah Abbasiyah

  2. Mengambil ‘ibrah dari perkembangan oeradaban Islam pada masa Dinasti Abbasiyah


BAB III Ilmuwan-ilmuwan muslim pada masa Daulah Abbasiyah

  1. Tokoh-tokoh ilmuawan muslim dan perana mereka dalam kemajuan peradaban Islam pada masa Abbasiyah

  2. Meneladani kegigihan dan keuletan Bani Abbas


BAB IV Berdirinya Dinasti Ayyubiyah

  1. Biografi Salahuddin Al-ayyubi

  2. Sejarah berdirinya Dinasti Ayyubiyah

  3. Salahuddin Al-ayyubi Pahlawan Islam dalam perang salib

  4. Meneladani sikap keperwiraan Al-ayyubi


BAB V Perkembangan kebudayaan Islam pada masa Dinasti Ayyubiyah

  1. Perkembangan kebudayaan/peradaban Islam pada masa Dinasti Ayyubiyah

  2. Peran Al-azhar sebagai pusat pengembangan ilmu keislaman

  3. Berakhirnya Dinasti Ayyubiyah

  4. ‘ibrah dari perkembangan peradaban Islam pada masa Ayyubiyah


 

RPP untuk sub bab III “Tokoh-tokoh ilmuawan muslim dan peranan mereka dalam kemajuan peradaban Islam pada masa Abbasiyah”

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Mata Pelajaran : Sejarah Kebudayaan Islam

Jenjang             : MTs Muhammadiyah Wonosari

Kelas / Semester          : VIII / 1 (Gasal)

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

 

Standar Kompetensi

Memahami perkembangan Islam pada masa Bani Abbasiyah.

Kompetensi Dasar

Mengidentifikasi tokoh ilmuwan muslim dan perannya dalam kemajuan kebudayaan peradaban islam pada masa Bani Abbasiyah.

Indikator

  1. Mengklasifikasi tokoh ilmuwan muslim pada masa Bani abbasiyah.

  2. Menunjukkan peran tokoh ilmuwan muslim pada masa Bani Abbasiyah.

  3. Mengidentifikasi kebudayaan/peradaban Islam pada masa Bani Abbasiyah.

  4.        I.            Tujuan Pembelajaran

    1. Siswa mampu mengklasifikasi tokoh ilmuwan muslim pada masa Bani Abbasiyah

    2. Siswa mampu menunjukkan peran tokoh ilmuwan muslim pada masa Bani Abbasiyah

    3. Siswa mampu mengidentifikasi kebudayaan/peradaban Islam pada masa Bani Abbasiyah

    4.     II.            Materi Pembelajaran

      1. Tokoh-tokoh ilmuwan muslim pada masa Bani Abbasiyah

      2. Peran ilmuwan muslim pada masa Bani Abbasiyah

      3. Kebudayaan/peradaban Islam pada masa Bani Abbasiyah

      4.  III.            Metode Pembelajaran

        1. Ceramah

        2. Tanya jawab

        3. Penugasan

        4.   IV.            Langkah Pembelajaran

          1. Kegiatan awal

            1. Diawali dengan salam pembuka, dilanjutkan dengan membaca doa.

            2. Melakukan absensi serta mengkondisikan siswa agar siap mengikuti pelajaran.

            3. Guru melakukan apersepsi serta pembahasan sekilas tentang materi yang akan dibahas.









    5. Kegiatan Inti

      1. Guru menyuruh siswa membuka Buku Paket Sejarah Kebudayaan Islam.

      2. Guru menjelaskan materi tentang tokoh ilmuwan muslim pada masa Bani Abbasiyah, serta peran-perannya untuk Bani Abbasiyah, serta kebudayaan/peradaban Islam pada masa Bani Abbasiyah.

      3. Guru melakukan kegiatan tanya jawab mengenai materi yang telah dijelaskan.



    6. Kegiatan Akhir

      1. Guru memberikan tugas “mencatat tokoh-tokoh ilmuwan muslim Bani Abbasiyah, kemudian mendeskripsikan usaha-usaha para tokoh tersebut dalam memajukan ilmu pengetahuan pada masa Bani Abbasiyah”

      2. Siswa dimotivasi agar giat belajar.

      3. Pelajaran diakhiri dengan membaca bacaan khamdallah dan ditutup dengan salam.

      4.      V.            Sumber Belajar

        1. Buku Paket Sejarah kebudayaan Islam Untuk MTs/SMP Islam kelas VIII.

        2.   VI.            Penilaian hasil belajar

          1. Tes tertulis melalui penugasan

          2. Pengamatan










 

 

 

 

                                           Wonosari,…………..2011










Mengetahui,Kepala Sekolah, 

 

Sumantri Wijaya

NIP. 19590819289036472
Guru SKI 

 

 

 

 

 

 

Pembahasan  Materi

TOKOH-TOKOH ILMUWAN MUSLIM DAN PERANAN MEREKA DALAM KEMAJUAN PERADABAN ISLAM PADA MASA ABBASIYAH




  1. A.       BIDANG KEDOKTERAN

    1. Zakariya Ar-Razi (809 M)




Razi dilahirkan di Ray, dekat Teheran, Iran pada tahun 809 M. di kota kelahirannya ia dikenal sebagai dokter dan memimpin sebuah rumah sakit.

Banyak penemuan Ar-razi dalam perkembangan ilmu kedokteran, antara lain: (1) Small-pox (penyakit cacar). Penemuan ini melambungkan namanya dalam dunia medis, sebab ia adalah sarjana pertama yang meneliti penyakit tersebut. Ia membedakan penyakit ini menjadi cacarair (variola) dan cacar merah (vougella). (2) Air raksa (Hg). Yaitu salah satu penemuan besar beliau dan banyak manfaatnya di dunia kedokteran. (3) Diagnose Hipertensi. Ar-razi adalah seorang dokter yang pertama kali melakukan diagnose terhadap hipertensi (darah tinggi).

  1. Ibnu Massawayh


Ia adalah dokter termasyur abad 9 M. Ia pernah bekerja sebagai dokter istana. Karya penting Ibnu Massawayh yaitu An-nawadir At-tibbiya (kumpulan aporisme medis), dan kitab Al-Azmina (sebuah deskripsi tentang ragam musim sepanjang tahun).

  1. Ibnu Sina (980 M)


Menurut Ibnu Sina, temperature, makanan, minuman, limbah, udara, keseimbangan gerak dan pikiran, tidur, dan kerja betpengaruh terhadap kesehatan. Tulisan yang paling terkenal dan banyak memberikan sumbangan dalam perkembangan dunia kedokteran adalah “Al-Qanunfi At-Tibb” (Undang-undang kedokteran). Buku ini berabad-abad telah menjadi buku yang menguasai dunia pengobatan di Eropa dan dijadikan sumber buku referensi kedokteran di berbagai perguruan tinggi di Perancis.

  1. B.       BIDANG FILSAFAT

  2. Al-Kindi


Al-Kindi dikenal sebagai filsuf muslim yang pertama karena ia adalah orang Islam pertama yang mendalami ilmu-ilmu filsafat. Hingga abad ke-7 M, pengetahuan filsafat masih didominasi orang-orang Kristen Suriah. Ia juga dikenal sebagai pemikir muslim pertama yang menyelaraskan filsafat dan agama. Al-Kindi memandang filsafat sebagai ilmu yang mulia. Ia melukiskan filsafat sebagai ilmu dari segala ilmu dan kearifan dari segala kearifan. Filsafat bertujuan untuk memperkuat kedudukan agama dan merupakan bagian dari kebudayaan Islam.

  1. Al-Farabi (870 M-950 M)


Al-Farabi lahir di Farab pada tahun 870 M. Nama lengkapnya adalah Abu Nasr Muhammad bin Muhammad bin Tarkhan bin Uzlag al-Farabi. Al-Farabi banyak belajar agama, bahasa Arab, bahasa Turki, dan bahasa Persi. Setelah dewasa, ia pindah ke Baghdad dan tinggal di sana selama 20 tahun serta mempelajari filsafat, logika, matematika, etika, ilmu politik, dan musik. Al-Farabi mengarang beberapa buku dalam berbagai bidang diantaranya logika, fisika, ilmu jiwa, kimia, ilmu politik, dan musik.

Dua karya besarnya dalam bidang filsafat yaitu Organon (buku berisi komentar dan ulasan Al-farabi tentang pikiran-pikiran Aristoteles) dan Introduction Section of Logic (buku tentang mukadimah logika)

  1. Ibnu Sina


Ibnu Sina adalah seorang filsuf. Karya-karya besar dari Ibnu Sina dalam bidang filsafat antara lain : Al-isyarah wa Tanbihat (isyarat dan penjelasan), Mantiq Al-masyriqiyyin (logika timur), dan Uyun Al-hikmah (mata air hikmah).

Dan diantara pikiran filsafatnya yang terkenal adalah:

  1. Tentang penciptaan alam semesta dengan jalan emanasi (memancar dari Tuhan).

  2. Konsep An-nafs (jiwa), menurutnya jiwa terbagi tiga yaitu: jiwa manusia, tumbuhan, binatang.

  3. Tentang wahyu, menurutnya manusia yang telah derajat akal terkuat dan tertinggi dapat mengadakan hbungan dengan jibril sebagaimana dialami para nabi dan rasul.

    1. C.       BIDANG MATEMATIKA

      1. AL-Khawarizmil (780 M)






Al-Khawarizmi terkenal dengan penemuannya tentang aljabar. Yaitu system hitungan nilaimenurut tempatnya. Sepertipuluhan, ratusan, ribuan. Karya-karya aljabarnya disebut “Al-Mukhtasarfi Hisab Al-Jabr wa Al-Muqabalah”.

  1. Abu Kamil Suja’


Ia digolongkan sebagai ahli aljabar tertua setelah Al-Khawarizmi. Karya-karya besar dari Abu Kamil As-Suja’ antara lain:

  1. Kitab fil Al-jam wa Tafrik (tentang penambahan dan pengurangan)

  2. Kital Al-Khataya (tentang dua kesalahan)

  3. Liber Abacci yang mengandung pengetahuan tentang bilangan bulat dan pecahan, cara berhitung akar 2 (kuadrat) dan akar 3 (kubik), dll.


 

  1. D.      BIDANG ASTRONOMI

    1. Musa Ibrahim Al-fazari




Musa Ibrahim Al-Fazari adalah astronom muslim yang ditugaskan oleh Khalifah Abu Ja’far Al-Manshur untuk menerjemahkan berbagai risalah astronomi yang berasal dari India. Pada tahun 830 M para astronom muslim telah mampu membuat teropong bintang dengan peralatan yang lengkap di kota Yundhisyapur, Iran, sebagai perlengkapan sekolah tinggi ilmu pengetahuan di sana.

  1. Al-Farghani


Ia adalah seorang astronom yang hidup pada zaman Khalifah Al-Makmun sampai masa Khalifah Al-Mutawakkil. Al-Fragani turut ambil bagian dalam pengukuran derajat lintang bumi. Ia mulai melakukan observatorium astronomi pada tahun 829 M. karya-karya besar Al-Farghani adalah Harakat As-Samawiyah An-Nujum (asas-asas ilmu bintang), dan Usul Ilmu An-Nujum (pengantar ilmu perbintangan).

  1. Al-Battani (858 M-929 M)


Al-battani merupakan penerus Al-Farghani dalam melakukuan observasi-observasi astronomi pada observatorium yang dibangun Khalifah Al-Makmun. Di antara karya-karya Al-Battani antara lain:

  1. Kitab Ma’firat Matali Al-buruj fi Ma Bayna Arba’ Al-Falak, sebuah buku ilmu pengeetahuan mengenai zodiac.

  2. Risalah fi Tahkik Akdar Al-Ittisalat, sebuah uraian mengenai penerapan-penerapan astrologis.

  3. Az-Zij (Astronomical Treatese and Tables), berisi uraian astronomi dan dilengkapi dengan table-tabel.


 

  1. E.       BIDANG BAHASA DAN SASTRA

    1. Ibnu Maqaffa (720 M- 756 M)




Ibnu Muqaffa adalah pengarang Arab berkebangsaan Persia. Ia adalah orang pertama yang menerjemahkan karya sastar tentangkebudayaan India dan Persia kedalam bahasa Arab, dan orang pertama yang melahirkan karya prosa dalam bahasa Arab.

  1. Imam Sibawayh


Imam Sibawayh dikenal sebagai Imam ahli nahwu yang sangat teliti dan konsisten menjaga dan memelihara kaidah bahasa Arab. Kitab besar karyanya adalah “Kitab Al-Sibawayh” yaitu karya tentang ilmu bahasa, yang dinilai sangat memuaskan bagi generasi berikutnya.

  1. Abu Nuwas (762 M-813 M)


Abu Nuwas adalah penyair Arab termasyur pada zaman Khalifah Harun Ar-Rasyid. Ia menjadi penyair di istana Khalifah. Syair-syair puisi Abu Nuwas dihimpun dalam Diwan Abu Nuwas. Diterbitkan di Wina Austria pada tahun 1885 M dan di Kairo pada tahun 1898 M dan 1932 M.

  1. F.        BIDANG TAFSIR AL-QUR’AN


Pada masa Abbasiyah bermunculan karya-karya di bidang tafsir yang dapat dipelajari oleh generasi berikutnya. Adapun ulama tafsir tersebut antara lain:

  1. Imam Zamakhsyari


Karyanya Tafsir Al-Kasyaf. Tafsir ini disusun berdasarkan gaya bahasa Al-qur’an (balagah).

  1. Imam Abu Sa’id


Karyanya Tafsir Al-Baidawi dan Tafsir Anwarut Tanzil. Tafsir ini memiliki corak yang sama dengan Tafsir Al-Kasyaf.

  1. Imam Az-Zajad


Karyanya Tafsir Ma’anil Qur’an. Tafsir ini berdasarkan gramatika bahasa Arab.

  1. G.      BIDANG HADITS

    1. Imam Bukhari (810 M- 870 M)




Di antara karyanya yang popular adalah:

  1. Sahih Bukhari, berisikumpulan 8.122 hadits pilihan yang berhasil dihimpunnya selama 16 tahun, dan hasil dari 600.000 hadits yang pernah ia terima dari gurunya.

  2. Tarikh kabir, tentang ilmu hadits

  3. Tarikh Ausat, tentang ilmu hadits.

    1. Imam Muslim (810 M- 870 M)




Diantara karyanya adalah:

  1. Sahih Muslim, kitab ini berisi 7.273 hadits pilihan hasil seleksi ketat dari 300.000 hadits.

  2. Musnad Kabir, berisi tentang kumpulan hadits dan ilmu hadits.

  3. Jami’ul Kabir, berisi tentang kumpulan hadits.

    1. Imam Abu Daud (817 M- 889 M)




Karya beliau yang terpopuler adalah Sunan Abu Dawud. Kitab ini menghimpun 4.800 hadits hasil seleksi ketat dari 500.000 hadits.

  1. Imam Tirmidzi (824 M- 892 M)


Karya beliau yang popular adalah Sunan Tirmidzi yang memuat 3.956 hadits pilihan yang merupakan hasil seleksi yang ribuan hadits yang diterimanya.

 

 

 

 

 

HASIL ANALISIS


Setelah mempelajari materi Sejarah Kebudayaan Islam, maka hasil analisa kami adalah sebagai berikut:

  1. Meteri secara keseluruhan sesuai dengan kurikulum Sejarah Kebudayaan Islam (sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar).

  2. Alur pembahasan materi sudah sistematis. Diawali dengan sejarah berdiri, kemudian perkembangan kebudayaannya, dan yang terakhir yaitu masa berakhirmya/masa keruntuhan.

  3. Ruang lingkup pembahasan dijelaskan secara menyeluruh.

  4. Kelebihan dari buku panduan yang digunakan antara lain:

    1. Pada setiap bab terdapat Ensiklopedi Mini yang dapat membantu peserta didik dalam pemahaman istilah-istilah tertentu.

    2. Terdapat rangkuman pada setiap akhir pembahasan, sehingga memudahkan peserta didik dalam memahami materi.

    3. Pada setiap bab terdapat beberapa evaluasi, sehingga dapat dijadikan tolak ukur pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah diajarkan.




 

REKOMENDASI


Setelah mengemukakan hasil analisa seperti tersebut di atas, maka kami merekomendasikan hal-hal sebagai berikut:

  1. Materi Sejarah Kebudayaan Islam merupakan materi yang dianggap membosankan bagi sebagian besar peserta didik, maka perlu diadalkan inovasi dalam proses pembelajaran, misalnya dengan beralih ke metode pembelajaran yang lain, selain metode ceramah.

  2.  Dalam akhir penyampaian materi, pendidik sebaiknya memberikan ‘ibrah/pelajaran yang dapat diambil dari sejarah masa lalu guna perbaikan di masa datang.


 

 

 

Kamis, 17 November 2011

coretan pertamaku

assalamu'alaikum?

Para pembaca yang budiman, ini merupakan blog saya yang akan hadir di tengah2 banyaknya tulisan2 terkait pendidikan secara umum. Saya ngin menyajikan hal2 kecil yang yang saya tahu mengenai dunia pendidikan. Semoga bisa membantu dan memberikan alternatif serta referensi bagi siapapun yang membutuhkan.