Senin, 13 Februari 2012

Potret Pendidikan di Papua Barat...

Sejumlah siswa sekolah dasar kelas enam sekolah dasar Inpres 84 Kampung Kerney Distrik Masni, Prafi Barat Kabupaten Manokwari Provinsi Papua Barat belum lancar membaca akibat kurangnya buku penunjang dan kurangnya guru pengajar.

Proses belajar mengajar di salah satu ruangan SD Inpres Kerneiy Distrik Masni Kabupaten Manokwari berjalan seperti biasa namun ada hal yang tidak biasanya yang di jumpai di dalam kelas tersebut yaitu jumlah siswa yang hanya berjumlah lima orang

Sebenarnya jumlah siswa di dalam kelas ada sebelas orang itupun sebelas orang dari siswa tersebut adalah gabungan siswa kelas lima yang di jadikan satu ruangan dengan siswa kelas enam sedangkan jumlah siswa kelas enam sendiri berjumlah tujuh orang hal itu di lakukan karena sekolah tersebut mengalami kekurangan tenaga guru.

Diantara tujuh siswa kelas enam yang akan mengikuti ujian pada bulan lalu, hanya ada tiga siswa yang sudah lancar membaca sedangkan empat siswa lainnya belum lancar membaca pasti bisa ditebak berapa siswa yang akan lulus ujian nasional.

Salah seorang siswa, Ika yang juga seorang siswa kelas enam ketika di suruh baca oleh gurunya Ika hanya diam sambil melihat ke arah buku catatannya bahkan sesekali Ika hanya mampu mengeja huruf demi huruf untuk di sambungkan menjadi satu kata.

Hal serupa juga di alami oleh Minute siswa lainnya yang duduk sebangku dengan Ika namun Minute masih beruntung karena dia masih bisa mengeja kata demi kata untuk di jadikan satu kalimat.

Obeth Majiwi seorang guru yang telah mengajar disekolah ini sejak didirikan tahun 2000 mengatakan kurangnya buku panduan dan tenaga guru membuat tidak hanya murid yang kesulitan menerima pelajaran guru pun bingung dengan materi pelajaran yang akan diberikan. Akibatnya para guru mengajarkan ilmu kepada muridnya yang penting murid bisa membaca dan menghitung dengan tetap optimis dengan keterbatasan yang ada dapat menciptakan murid murid berkualitas.

sumber:http://edukasi.kompasiana.com/2011/07/15/potret-pendidikan-di-provinsi-papua-barat/

Selasa, 17 Januari 2012

FADHILAT ZIKIR ASMAUL HUSNA

Dari Abdullah bin 'Amr r.a., Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Sampaikanlah pesanKu biarpun satu ayat..."

 

Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Nabi s.a.w bersabda:

"Sesungguhnya Allah mempunyai 99 nama, iaitu 100 kurang satu. Siapa yang menghafalnya akan masuk syurga." Sahih Bukhari.

 

1.  Allah

2.  Ar-Rahman - Maha Pemurah

3.  Ar-Rahim - Maha Penyayang

4.  Al-Malik - Maha Merajai/Pemerintah

5.  Al-Quddus - Maha Suci

6.  As-Salam - Maha Penyelamat

7.  Al-Mu'min - Maha Pengaman

8.  Al-Muhaymin - Maha Pelindung/Penjaga

9.  Al-^Aziz - Maha Mulia/Perkasa

10. Al-Jabbar - Maha Pemaksa

11. Al-Mutakabbir - Maha Besar

12. Al-Khaliq - Maha Pencipta

13. Al-Bari' - Maha Perancang

14. Al-Musawwir - Maha Menjadikan Rupa Bentuk

15. Al-Ghaffar - Maha Pengampun

16. Al-Qahhar - Maha Menundukkan

17. Al-Wahhab - Maha Pemberi

18. Ar-Razzaq - Maha Pemberi Rezeki

19. Al-Fattah - Maha Pembuka

20. Al-^Alim - Maha Mengetahui

21. Al-Qabid - Maha Penyempit Hidup

22. Al-Basit - Maha Pelapang Hidup

23. Al-Khafid - Maha Penghina

24. Ar-Rafi^ - Maha Tinggi

25. Al-Mu^iz - Maha Pemberi Kemuliaan/Kemenangan

26. Al-Muthil - Maha Merendahkan

27. As-Sami^ - Maha Mendengar

28. Al-Basir - Maha Melihat

29. Al-Hakam - Maha Menghukum

30. Al-^Adl - Maha Adil

31. Al-Latif - Maha Halusi

32. Al-Khabir - Maha Waspada

33. Al-Halim - Maha Penyantun

34. Al-^Azim - Maha Agong

35. Al-Ghafur - Maha Pengampun

36. Ash-Shakur - Maha Pengampun

37. Al-^Aliyy - Maha Tinggi Martabat-Nya

38. Al-Kabir - Maha Besar

39. Al-Hafiz - Maha Pelindung

40. Al-Muqit - Maha Pemberi Keperluan

41. Al-Hasib - Maha Mencukupi

42. Aj-Jalil - Maha Luhur

43. Al-Karim - Maha Mulia

44. Ar-Raqib - Maha Pengawas

45. Al-Mujib - Maha Mengabulkan

46. Al-Wasi^ - Maha Luas Pemberian-Nya

47. Al-Hakim - Maha Bijaksana

48. Al-Wadud - Maha Pencinta

49. Al-Majid - Maha Mulia

50. Al-Ba^ith - Maha Membangkitkan

51. Ash-Shahid - Maha Menyaksikan

52. Al-Haqq - Maha Benar

53. Al-Wakil - Maha Berserah

54. Al-Qawiyy - Maha Memiliki Kekuatan

55. Al-Matin - Maha Sempurna Kekuatan-Nya

56. Al-Waliyy - Maha Melinuingi

57. Al-Hamid - Maha Terpuji

58. Al-Muhsi - Maha Menghitung

59. Al-Mubdi' - Maha Memulai/Pemula

60. Al-Mu^id - Maha Mengembalikan

61. Al-Muhyi - Maha Menghidupkan

62. Al-Mumit - Maha Mematikan

63. Al-Hayy - Maha Hidup

64. Al-Qayyum - Maha Berdiri Dengan Sendiri-Nya

65. Al-Wajid - Maha Menemukan

66. Al-Majid - Maha Mulia

67. Al-Wahid - Maha Esa

68. As-Samad - Maha Diminta

69. Al-Qadir - Maha Kuasa

70. Al-Muqtadir - Maha Menentukan

71. Al-Muqaddim - Maha Mendahulukan

72. Al-Mu'akhkhir - Maha Melambat-lambatkan

73. Al-'Awwal - Maha Pemulaan

74. Al-'Akhir - Maha Penghabisan

75. Az-Zahir - Maha Menyatakan

76. Al-Batin - Maha Tersembunyi

77. Al-Wali - Maha Menguasai Urusan

78. Al-Muta^ali - Maha Suci/Tinggi

79. Al-Barr - Maha Bagus (Sumber Segala Kelebihan)

80. At-Tawwab - Maha Penerima Taubat

81. Al-Muntaqim - Maha Penyiksa

82. Al-^Afuww - Maha Pemaaf

83. Ar-Ra'uf - Maha Mengasihi

84. Malik Al-Mulk - Maha Pemilik Kekuasaan

85. Thul-Jalali wal-Ikram - Maha Pemilik Keagungan dan   Kemuliaan

86. Al-Muqsit - Maha Mengadili

87. Aj-Jami^ - Maha Mengumpulkan

88. Al-Ghaniyy - Maha Kaya Raya

89. Al-Mughni - Maha Penberi Kekayaan

90. Al-Mani^ - Maha Membela/Menolak

91. Ad-Darr - Maha Pembuat Bahaya

92. An-Nafi^ - Maha Pemberi Manfaat

93. An-Nur - Maha Pemberi Cahaya

94. Al-Hadi - Maha Pemberi Petunjuk

95. Al-Badi^ - Maha Indah/Tiada Bandingan

96. Al-Baqi - Maha Kekal

97. Al-Warith - Maha Membahagi/Mewarisi

98. Ar-Rashid - Maha Pandai/Bijaksana

99. As-Sabur - Maha Penyabar

 

(fadhilat ini dipetik dari tajuk buku Khasiat Asmaul-Husna & Himpunan Ayat-Ayat Al-Quran, susunan : Abu Nur Husnina, keluaran Pustaka Ilmi).

 

1. "Ya Allah!" apabila dizikirkan 500 x setiap malam, lebih-lebih lagi selepas solat tahajjud atau solat sunat 2 rakaat mempunyai pengaruh yang besar di dalam mencapai segala yang dihajati.

 

2. "Ya Rahman!" apabila dizikirkan sesudah solat 5 waktu sebanyak 500x, maka hati kita akan menjadi terang, tenang & sifat-sifat pelupa & gugup akan hilang dengan izin Allah.

 

3. "Ya Rahim!" apabila dizikirkan sebanyak 100 x setiap hari, InsyaAllah kita akan mempunyai daya penarik yang besar sekali hingga  manusia merasa cinta & kasih serta sayang terhadap kita.

 

4. "Ya Malik!" apabila dizikirkan sebanyak 121 x setiap pagi atau setelah tergelincirnya matahari, segala perkerjaan yang dilakukan setiap hari akan mendatangkan berkat & kekayaan yang diredhai Allah.

 

5. "Ya Quddus!" apabila dizikirkan sebanyak 100 x setiap pagi setelah tergelincir matahari, maka hati kita akan terjaga dari semua penyakit hati seperti sombong, iri hari, dengki dll.

 

6. "Ya Salam!" apabila dizikirkan sebanyak 136 x, InsyaAllah jasmani & rohani kita akan terhindar dari segala penyakit sehingga badan  menjadi segar sihat & sejahtera.

 

7. "Ya Mukmin!" apabila dizikirkan sebanyak 236 x, InsyaAllah diri kita, keluarga & segala kekayaan yang dimiliki akan terpelihara & aman dari segala macam gangguan yang merosakkan.

 

8. "Ya Muhaimin!" apabila dizikirkan sebanyak 145 x sesudah solat fardhu

Isyak, Insyaallah fikiran & hati kita akan menjadi terang & bersih.

 

9. "Ya 'Aziz!" apabila dizikirkan sebanyak 40 x sesudah solat subuh, InsyaAllah, kita akan menjadi orang yang mulia, disegani orang kerana penuh kewibawaan.

 

10."Ya Jabbar!" apabila dizikirkan sebanyak 226 x pagi & petang, semua musuh akan menjadi tunduk & patuh dengan izin Allah.

 

11. "Ya Mutakabbir!" apabila dizikirkan sebanyak 662 x, maka dengan kebijaksanaan bertindak, kita akan dapat menundukkan semua musuh, bahkan mereka akan menjadi pembantu yg setia.

 

12."Ya Khaliq!" dibaca mengikut kemampuan atau sebanyak 731x, InsyaAllah yang ingin otak cerdas, cepat menerima sesuatu pelajaran , amalan ini akan memberikan otak kita cerdas dan cepat tangkap (faham).

 

13."Ya Baarii'!" sekiranya kita berada didalam kesukaran atau sedang sakit, dibaca sebanyak 100 x selama 7 hari berturut-turut, InsyaAllah kita akan terlepas dari kesukaran & sembuh dari penyakit tersebut.

 

14."Ya Musawwir!" sekiranya seorang isteri yang sudah lama belum mempunyai anak, maka cubalah ikhtiar ini dengan berpuasa selama 7 hari dari hari Ahad hingga Sabtu. Di waktu hendak berbuka puasa, ambil segelas air & dibacakan "Ya Musawwir" sebanyak 21 x, kemudian diminum air tersebut untuk berbuka puasa. Bagi sang suami, hendaklah berbuat perkara yang sama tetapi hanya dengan berpuasa selama 3 hari. Kemudian pada waktu hendak berjimak, bacalah zikir ini sebanyak 10 x, InsyaAllah akan dikurniakan anak yang soleh.

 

15."Ya Ghaffaar!" sambil beri'tikaf (diam dalam masjid dalam keadaan suci) bacalah zikir ini sebanyak 100 x sambil menunggu masuknya waktu solat Jumaat, InsyaAllah akan diampunkan dosa-dosa kita.

 

16."Ya Qahhaar!" dizikir menurut kemampuan atau sebanyak 306 x, maka hati kita akan dijaga dari ketamakkan & kemewahan dunia & InsyaAllah orang-orang yang selalu memusuhi kita akan sedar & tunduk akhirnya.

 

17. "Ya Wahhaab!" dizikir sebanyak 100 x sesudah solat fardhu, barang siapa yang selalu didalam kesempitan, Insya Allah segala kesulitan atau kesempitan dalam soal apa pun akan hilang.

 

18. "Ya Razzaq!" dizikir mengikut kemampuan sesudah solat fardhu khususnya solat subuh, Insya Allah akan dipermudahkan rezeki yang halal & membawa berkat. Rezeki akan datang tanpa diduga!! tetapi perlulah dilakukan dengan ikhtiar yang zahir.

 

19. "Ya Fattah!" dizikir sebanyak 71 x sesudah selesai solat subuh, InsyAllah hati kita akan dibuka oleh Allah, sehingga mudah menerima nasihat agama.

 

20. "Ya 'Aalim!" dizikir sebanyak 100 x setiap kali selesai solat Maktubah, Insya Allah akan mendapat kemakrifatan yang sempurna.

 

21. "Ya Qaabidhu!" dizikirkan 100 x setiap hari, maka dirinya akan semakin dekat dengan Allah & terlepas dari segala bentuk ancaman.

 

22. "Ya Baasithu!" Bagi mereka yg berniaga atau mempunyai usaha2 lain, kuatkanlah usaha & berniaga itu dengan memperbanyakkan membaca zikir ini setiap hari, InsyaAllah rezeki akan menjadi murah.

 

23. "Ya Khaa'fidh!" dizikirkan sebanyak 500 x setiap hari, dalam keadaan suci, khusyuk & tawaduk, InsyaAllah segala maksud akan ditunaikan Allah. Juga apabila mempunyai musuh, musuh itu akan jatuh martabatnya.

 

24. "Ya Raafi!" dizikirkan setiap hari, baik siang atau malam sebanyak 70 x, InsyaAllah keselamatan harta benda di rumah, di kedai atau  di tempat-tempat lain akan selamat & terhindar dari kecurian.

 

25. "Ya Mu'izz!" dizikirkan sebanyak 140 x setiap hari, Insya Allah akan memperolehi kewibawaan yang besar terutama ketua-ketua jabatan atau perniagaan.

 

26. "Ya Muzill!" Perbanyakkanlah zikir ini setiap hari, sekiranya ada orang berhutang kepada kita & sukar untuk memintanya, InsyaAllah si penghutang akan sedar & membayar hutangnya kembali.

 

27. "Ya Samii'!" Sekiranya inginkan doa kita makbul & pendengaran telinga kita tajam, biasakanlah zikir ini setiap hari menurut kemampuan, lebih-lebih lagi sesudah solah Dhuha, InsyaAllah doa akan mustajab.

 

28. "Ya Bashiir!" Dizikirkan sebanyak 100 x sebelum solat Jumaat, InsyaAllah akan menjadikan kita terang hati, cerdas otak & selalu diberikan taufik & hidayah dari Allah.

 

29. "Ya Hakam!" dizikirkan sebanyak 68 x pada tengah malam dalam keadaan suci, InsyaAllah dapat membuka hati seseorang itu mudah menerima ilmu-ilmu agama & membantu kecepatan mempelajari ilmu-ilmu agama.

 

30. "Ya Adllu!" dizikirkan sebanyak 104 x setiap hari sesudah selesai solat 5 waktu, InsyaAllah diri kita selalu dapat berlaku adil.

 

31. "Ya Lathiif!" Dengan memperbanyakkan zikir ini mengikut kemampuan, InsyaAllah bagi para peniaga, ikhtiar ini akan menjadikan barangan jualannya menjadi laris & maju.

32. "Ya Khabiir!" Dengan memperbanyakkan zikir ini setiap hari, terkandung faedah yang teramat banyak sekali sesuai dengan maksud zikir ini antara lain faedahnya ialah dapat bertemu dengan teman atau anak yang telah terpisah sekian lama.

 

33. "Ya Haliim!"  Dizikirkan sebanyak 88 x selepas solat lima waktu, bagi mereka yang mempunyai kedudukan di dalam pemerintahan, syarikat atau apa saja, InsyaAllah dipastikan kedudukannya tidak akan dicabar  atau diungkit-ungkit atau tergugat.

 

34. "Ya 'Aziim!" dizikirkan sebanyak 12 x setiap hari untuk orang yang sekian lama menderitai sakit, InsyaAllah akan sembuh. Juga apabila dibaca 12 x kemudian ditiupkan pada tangan lalu diusap-usap pada seluruh badan, maka dengan izin Allah akan terhindar dari gangguan jin, jin syaitan & sebagainya.

 

35. "Ya Ghafuur!" bagi orang yang bertaubat, hendaklah memperbanyakkan zikir ini dengan mengakui dosa-dosa & beriktikad untuk tidak mengulanginya, InsyaAllah akan diterima taubatnya oleh Allah.

 

36. "Ya Syakuur!" dizikirkan sebanyak 40 x sehabis solat hajat, sebagai pengucapan terima kasih kepada Allah, InsyaAllah semua hajat kita akan dimakbulkan Allah. Lakukanlah setiap kali kita mempunyai hajat yang penting & terdesak.

 

37. "Ya 'Aliy!" Untuk mencerdaskan otak anak kita yang bebal, tulislah zikir ini sebanyak 110 x (** di dalam bahasa Arab bukan Bahasa Malaysia!!) lalu direndam pada air yang dingin & diberikan si anak meminumnya, InsyaAllah lama kelamaan otak si anak itu akan berubah cemerlang & tidak dungu lagi. InsyaAllah mujarab.

 

38. "Ya Kabiir!" Bagi seseorang yang kedudukannya telah dirampas atau dilucut gara-gara sesuatu fitnah, maka bacalah zikir ini sebanyak 1,000 x selama 7 hari berturut-turut dalam keadaan suci sebagai pengaduan kepada Allah. Lakukanlah sesudah solat malam (tahajud atau hajat).

 

39. "Ya Hafiiz!" dizikir sebanyak 99 x, InsyaAllah diri kita akan terlindung dari gangguan binatang buas terutamanya apabila kita berada di dalam hutan.

 

40. "Ya Muqiit!" Sekiranya kita berada di dalam kelaparan seperti ketika sesat di dalam hutan atau di mana sahaja sehingga sukar untuk mendapatkan bekalan makanan, maka perbanyakkan zikir ini. InsyaAllah badan kita akan menjadi kuat & segar kerana rasa lapar akan hilang.

 

41. "Ya Hasiib!" Untuk memperteguhkan kedudukan yang telah kita jawat, amalkan zikir ini sebanyak 777 x sebelum matahari terbit & selepas solat Maghrib, InsyaAllah akan meneguhkan kedudukan kita tanpa sebarang gangguan.

 

42. "Ya Jaliil!" Barangsiapa mengamalkan zikir ini pada sepertiga malam yang terakhir, InsyaAllah kita  akan mendapati perubahaan yang mengkagumkan -  perniagaan akan bertambah maju. Andai seorang pegawai, maka tanpa

disedari kedudukan kita akan lebih tinggi dan terhormat & begitulah seterusnya dengan izin Allah.

 

43. "Ya Kariim!" Untuk mencapai darjat yang tinggi & mulia di dunia mahupun di akhirat kelak, maka amalkan zikir ini sebanyak 280 x ketika hendak  masuk tidur. Nescaya Allah akan mengangkat darjat mereka yang mengamalkan zikir ini.

 

44. "Ya Raqiib!" Bagi meminta pertolongan kepada Allah terhadap penjagaan barang yang dikhuatirkan, maka zikirkan sebanyak 50 x setiap hari dengan niat agar barang-barang yang dikhuatirkan yang berada di tempat yang jauh & sukar dijaga terhindar dari sebarang kecurian mahupun gangguan lainnya. Bertawakkal & yakinlah kepada Allah. InsyaAllah....

 

45. "Ya Mujiib!" Sesungguhnya Allah adalah Zat yang menerima doa hambaNya & agar doa kita mustajab & selalu diterima Allah, hendaklah mengamalkan zikir ini sebanyak 55 x sesudah solat subuh. Insyaallah Tuhan akan mengabulkan doa kita.

 

46. "Ya Waasi!" Apabila di dalam kesulitan maka amalkan zikir ini sebanyak 128 x setiap pagi & petang, InsyaAllah segala kesulitan akan hilang berkat pertolongan Allah. Andai zikir ini sentiasa diamalkan, InsyaAllah Tuhan akan menjaga kita dari hasad dengki sesama makhluk.

 

47. "Ya Hakiim!" Bagi pelajar atau sesiapa sahaja yang memperbanyakkan zikir ini setiap hari, InsyaAllah akalnya akan menjadi cerdas & lancar didalam menghafal & mengikuti pelajaran. Amalkanlah sekurang-kurangnya 300x setiap hari.

 

48. "Ya Waduud!" Amalkan zikir ini sebanyak 11,000 x pada setiap malam. InsyaAllah kita akan menjadi insan yang sentiasa bernasib baik, disayangi & rumahtangga kita akan sentiasa berada didalam keadaan harmoni.

 

49. "Ya Majiid!" Untuk ketenteraman keluarga di mana setiap anggota keluarga sentiasa menyayangi & menghormati & khasnya kita sebagai ketua keluarga, maka amalkan zikir ini sebanyak 99 x, sesudah itu hembuskan kedua belah tapak tangan & usap ke seluruh muka. InsyaAllah semua anggota keluarga kita akan menyayangi & menghormati kita sebagai ketua keluarga.

 

50. "Ya Baa'its!" Zikirkan sebanyak 100 x dengan meletakkan kedua tangan ke dada, InsyaAllah akan memberi kelapangan dada dengan ilmu & hikmah.

 

51. "Ya Syahiid!" Apabila ada di kalangan anggota keluarga kita yang suka membangkang dan sebagainya, maka zikirkan sebanyak 319 x secara berterusan setiap malam sehingga si pembangkang akan sedar & berubah perangainya.

 

52. "Ya Haq"! Perbanyakkan zikir ini, InsyaAllah ianya sangat berfaedah sekali untuk menebalkan iman & taat di dalam menjalankan perintah Allah.

 

53. "Ya Wakiil" Sekiranya terjadi hujan yang disertai ribut yang kuat, atau terjadi gempa, maka ketika itu perbanyakkan zikir ini, InsyaAllah bencana tersebut akan menjadi reda & kembali seperti sediakala.

 

54. "Ya Qawiy!" Amalkan zikir ini sebanyak mungkin agar kita tidak gentar apabila berdepan dengan sebarang keadaan mahupun berdepan dengan si zalim.

 

55. "Ya Matiin!" Amalkanlah zikir ini sebanyak mungkin kerana ianya mempunyai fadhilat yang besar sekali, antaranya untuk mengembalikan kekuatan sehingga musuh merasa gentar untuk mengganggu.

 

56. "Ya Waliy!" Barangsiapa yang menjawat sebarang jawatan atau kedudukan, maka amatlah elok sekali mengamalkan zikir ini sebanyak mungkin kerana dengan izinNya,kedudukan kita akan kukuh & terhindar dari sebarang gangguan oleh orang-orang yang bersifat dengki.

 

57. "Ya Hamiid!" Perbanyakkan zikir ini sebagai pengakuan bahawa hanya Allah sahaja yang paling berhak menerima segala pujian.

 

58. "Ya  Muhshiy!" Sekiranya kita inginkan diri kita digolongkan didalam pertolongan yang selalu dekat dengan Allah (muraqabah), maka amalkan zikir ini sebanyak mungkin sesudah solat 5 waktu.

 

59. "Ya Mubdiu!" Agar segala apa yang kita rancangkan akan berhasil, maka zikirkan sebanyak 470 x setiap hari. InsyaAllah....

 

60. "Ya Mu'id!" Andai ada anggota keluarga yang menghilangkan diri dan sebagainya, amalkan zikir ini sebanyak 124 x setiap hari sesudah solat. InsyaAllah dipertunjukkan akan hasilnya.

 

61. "Ya Muhyiy!" amalkan zikir ini sebanyak 58 x setiap hari, InsyaAllah kita akan diberikan kemuliaan darjat dunia & akhirat kelak.

 

62. "Ya Mumiit!" Barangsiapa memperbanyakkan zikir ini, InsyaAllah akan dipermudahkan didalam perniagaan, berpolitik dan sebagainya.

 

63. "Ya Hayyu!" Untuk mencapai kekuatan mental/batiniah didalam menjalani kehidupan, perbanyakkanlah zikir ini.

 

64. "Ya Qayyuum!" Telah berkata Imam Ghazali bahawa barangsiapa yang ingin memperolehi harta yang banyak lagi berkat, ingin dikasihi oleh setiap  manusia, ingin berwibawa, ditakuti musuh & ingin menjadi insan yang terhormat, maka berzikirlah dgn "Ya Hayyu Ya Qayyuum..." sebanyak 1,000 x setiap malam atau siang hari. Hendaklah melakukannya secara berterusan, Insya Allah akan tercapai segala hajat.

 

65. "Ya Waajid!" Andai berkeinginan keperibadian yang kukuh, tidak mudah terpengaruh & teguh pendirian, maka perbanyakkan zikir ini.

 

66. "Ya Maajid!" Demi kecerdasan otak dan agar dipermudahkan hati untuk menerima pelajaran, maka hendaklah pelajar tersebut memperbanyakkan zikir ini setiap hari.

 

67. "Ya Waahid!" Bagi pasangan yang belum mempunyai cahayamata & tersangat ingin untuk menimangnya, amalkanlah zikir ini sebanyak 190 x setiap kali selesai menunaikan solat 5 waktu selama satu bulan & selama itu juga hendaklah berpuasa sunat Isnin & Khamis, Insya Allah...

 

68. "Ya Somad! Ketika dalam kelaparan akibat sesat atau kesempitan hidup, maka pohonlah kepada Allah dengan zikir ini sebanyak mungkin. InsyaAllah, diri akan berasa segar & sentiasa.

 

69. "Ya Qaadir!" Apabila kita berhajatkan sesuatu namun ianya selalu gagal, maka amalkan zikir ini sebanyak 305 x setiap hari, Insya Allah segala hajat akan berhasil.

 

70. "Ya Muqtadir!" Agar tercapai tujuan yang dikehendaki, selain dari berikhtiar secara lahariah, maka berzikirlah dengan zikir ini seberapa mampu sehingga ikhtiar kita itu berhasil kerana zikir ini akan mempercepatkan keberhasilan hajat kita.

 

71. "Ya Muqaddim!" Menurut Imam Ahmad bin Ali Al-Buuniy, beliau berkata "Barangsiapa yang berzikir dengan zikir ini sebanyak 184 x setiap hari, InsyaAllah, nescaya segala usahanya akan berhasil".

 

72. "Ya Muahkhir"! Bagi meninggikan lagi ketaatan kita kepada Allah, perbanyakkanlah zikir ini.

 

73. "Ya Awwal!!" Barangsiapa yang mengamalkan zikir ini sebanyak 37 x setiap hari, InsyaAllah segala apa yang dihajati akan diperkenankan Allah.

 

74. "Ya Aakhir!" Amalkan berzikir sebanyak 200 x sesudah solat 5 waktu selama satu bulan, InsyaAllah Tuhan akan membuka pintu rezeki yang halal.

 

75. "Ya Dhaahir!" Amalkanlah zikir ini sebanyak 1,106 x selesai solat waktu di tempat yang sunyi (khalwat), nescaya Allah akan membuka hijab padanya dari segala rahsia yang pelik & sukar serta diberi kefahaman ilmu.

 

76. "Ya Baathinu!" Seperti no. 75 jugak, tetapi amalkan sebanyak 30 x sesudah solat fardhu.

 

77. "Ya Waaliy!" Memperbanyakkan zikir ini setiap pagi & petang boleh menyebabkan seseorang itu menjadi orang yang ma'rifat, iaitu hatinya dibuka oleh Allah. Difahamkan para wali Allah selalu memperbanyakkan zikir ini

 

78. "Ya  Muta'aAliy!" Sekiranya kita akan berjumpa dengan mereka yang berkedudukan tinggi atau mereka  yang sukar untuk ditemui, maka bacalah zikir ini sebanyak mungkin sewaktu mengadap. InsyaAllah dengan mudah kita akan berjumpa dengannya & segala hajat yang penting-penting akan berhasil.

 

79. "Ya Bar!" Amalkanlah zikir ini sebanyak mungkin setiap hari, InsyaAllah segala apa yang kita hajati akan terlaksana dengan mudah.

 

80. "Ya Tawwaab!" Bagi orang yang selalu membuat dosa & ingin bertaubat maka hendaklah memperbanyakkan zikir ini supaya dengan mudah diberikan petunjuk kembali ke jalan yang lurus.

 

81. "Ya Muntaqim!" Jika kita berhadapan dengan orang yang zalim, supaya dia tidak melakukan kezalimannya terhadap kita, maka hendaklah kita  memperbanyakkan zikir ini setiap kali sesudah solat fardhu. Insyaallah, kita akan mendpt pertolongan Allah.

 

82. "Ya 'Afuww!" Barangsiapa memperbanyakkan zikir ini, nescaya dia akan diampuni segala dosanya oleh Allah.

 

83. "Ya Rauuf!" Bagi sesiapa yang inginkan dirinya disenangi oleh teman atau sesiapa sahaja yang memandangnya, amalkan zikir ini seberapa mampu samada pada waktu siang mahupun malam.

 

84. "Ya Maalikul Mulki!" Seseorang pengarah atau ketua yang ingin kedudukan yang kekal & tetap tanpa diganggu gugat, hendaklah selalu mengamalkan zikir ini sebanyak 212 x sesudah solat fardhu & 212 pada setiap malam selama sebulan. InsyaAllah akan mendapat pertolongan Allah.

 

85. "Ya Zul Jalaali wal Ikraam!" Amalkanlah zikir ini sebanyak 65 x setiap hari selama sebulan, InsyaAllah segala hajat kita akan tercapai dengan pertolongan Allah.

 

86. "Ya Muqsith!" Berzikirlah dengan zikir ini mengikut kemampuan,  InsyaAllah Tuhan akan menganugerahkan sifat adil kepada mereka yang mengamalkannya.

 

87. "Ya Jaami'!" Sekiranya ada dikalangan keluarga kita atau isteri kita yang lari dari rumah, maka amalkanlah zikir ini sebanyak mungkin pada setiap hari dengan niat semoga Allah menyedarkan orang tersebut. Dengan izin Allah orang yang lari itu akan pulang dalam jangka waktu yang singkat.

 

88. "Ya Ghaniy!" Amalkanlah zikir ini pada setiap hari sebanyak mungkin, InsyaAllah apa yang kita usahakan akan cepat berhasil & kekayaan yang kita perolehi itu akan mendapat berkat.

 

89. "Ya Mughniy!" Mintalah kekayaan yang bermanfaat untuk kehidupan dunia & akhirat kepada Allah dengan memperbanyakkan zikir ini, InsyaAllah segala hajat kita akan tercapai.

 

90. "Ya Maani'!" Andai kita selalu mengamalkan zikir ini sebanyak 161 x pada waktu menjelang solat subuh setiap hari, InsyaAllah kita akan terhindar dari orang-orang yang zalim & suka membuat angkara.

 

91. "Ya Dhaarr!" Asma ini sangat berguna didalam ikhtiar kita untuk menyembuhkan sesuatu penyakit yang mana sudah lama dihidapi & telah puas dihidapi & telah puas diubati. Amalkanlah zikir ini sebanyak 1001 x pada setiap hari, InsyaAllah dengan ikhtiar ini penyaki itu akan cepat sembuh.

 

92. "Ya Naafi' "! Menurut Imam Ahmad Al-Buuniy, barangsiapa mengamalkan zikir ini setiap hari, maka bagi orang yang sakit, sakitnya akan sembuh, & bagi orang yang susah akan dihilangkan kesusahannya dengan izin Allah.

 

93. "Ya Nuur!" Menurut Sheikh Ahmad bin Muhammad As Shawi, barangsiapa yang menghendaki kemuliaan yang agung & memperolehi apa yang dimaksudkan baik kebaikan dunia mahupun kebaikandi akhirat kelak, maka hendaklah selalu berzikir dengan zikir ini setiap pagi & petang.

 

94. "Ya Haadiy!" Bagi sesiapa yang dalam perjalanan ke suatu tempat tertentu, kemudian ia tersesat, hendaklah ia memohon petunjuk Allah dengan memperbanyakkan zikir ini, Insya  Allah akan diberikan pertolongan Allah akan cepat lepas dari kesesatan tersebut.

 

95. "Ya Baadii!" Andai kita mempunyai rancangan yang sangat penting & bagi memastikan rancangan kita itu berjaya & berjalan lancar, maka berzikirlah dengan zikir ini sebanyak 500 x selepas solat fardhu. InsyaAllah Tuhan akan memberikan pertolongan hingga rancangan kita berjaya & berjalan lancar.

 

96. "Ya Baaqy!" Amalkanlah zikir ini sebanyak mungkin tanpa mengira batas waktu, InsyaAllah dengan ikhtiar ini semua perkerjaan yang telah menjadi punca rezeki tidak akan mudah terlepas, perniagaan tidak akan rugi atau bankrap dengan berkat zikir ini.

 

97. "Ya Waarits!" Sekiranya kita berzikir sebanyak 500 x selepas solat fardhu atau sebagainya, supaya segala urusan kita itu berjalan lancar, maka hendaklah pada setiap malam berzikir dengan zikir ini sebanyak 707 x. InsyaAllah berkat zikir ini Allah akan memberi petunjuk sehingga usaha kita akan berhasil dengan baik & memberangsangkan.

 

98. "Ya Rasyiid!" Walaupun kita tergolong didalam golongan yang cerdas otak, namun biasakanlah zikir ini sebanyak mungkin,  nescaya otak kita akan menjadi bertambah cerdas.

 

99. "Ya Shabuur!" Agar kita diberi kesabaran oleh Allah dalam segala hal, maka perbanyakkanlah zikir ini menurut kemampuan. Dengan sifat sabar & penuh pengharapan kepada Allah, maka segala usaha & upaya akan mencapai

kejayaan.

 

Doa-doa Yang Makbul:

 

1. Orang yang terdesak.

2. Orang yang teraniaya/dizalimi.

3. Anak yang berbuat baik terhadap kedua ibubapanya.

4. Doa seorang Muslim yang tidak berbuat zalim & tidak memutuskan silaturrahim.

 

Tanda-tanda Doa Yang Makbul:

1. Terasa sesuatu yang menakutkan.

2. Menangis tatkala berdoa.

3. Terasa menggeletar.

 

Cara-cara Berdoa:

1. Bersungguh-sungguh semasa berdoa. Rasulullah s.a.w pernah bersabda:

"Sesungguhnya Allah amat menyukai orang yang bersungguh-sungguh semasa ia berdoa"

 

2. Menghadirkan diri kpd Allah dengan penuh kekhusyukkan kerana Allah tidak menerima doa dari hati yang lalai.

 

3. Hendaklah makanan, minuman, pakaian dan sebagainya dari harta yang halal kerana sesungguhnya Allah itu baik & menerima melainkan yang baik belaka.

 

4. Doa itu bukan bertujuan untuk melakukan dosa, khianat, memutuskan silaturrahim & jangan sesekali memohon SEGERA dimakbulkan doa tersebut.

 

5. Digalakkan memperbanyakkan menyebut Asmaul Husna, dimulai dengan bertaubat, istighfar, hamdalah serta selawat ke atas Rasulullah  s.a.w & para sahabat.

 

6. Sebelum berdoa, bersedekahlah terlebih dahulu (al-fatihah dan sebagainya).

 

KATA-KATA NASIHAT IBNU QAYYIM


 

Di dalam hati manusia ada kekusutan dan tidak akan terurai kecuali menerima kehendak Allah swt.

 

Di dalam hati manusia ada keganasan dan tidak akan hilang kecuali berjinak dengan dengan Allah swt

 

Di dalam hati manusia ada kesedihan dan tidak akan hilang kecuali seronok mengenali Allah swt

 

Di dalam hati manusia ada kegelisahan dan tidak akan tenang damai kecuali berlindung, bertemu dan berjumpa denganNya

 

Di dalam hati manusia ada penyesalan dan tidak akan padam kecuali redha dengan suruhan dan laranganNya serta qadha dan qadarNya serta kesenantiasaan sabar sehingga menemuiNya

 

Di dalam hati manusia ada hajat dan tidak akan terbendung kecuali kecintaan kepadaNya dan bermohon kepadaNya.

 

Kesentiasaan berzikir kepadaNya adalah keikhlasan sebenar kepadaNya. . . . . .  Andai dunia dan isinya diberikan kepada manusia masih tidak lagi dapat membendunghajat hati sihamba  itu.

 

Wassalam

 

 

 

 

 

Kado termahal yang tidak di jual

Aneka kado ini tidak dijual di toko. Anda bisa menghadiahkannya setiap saat dan tak perlu membeli!
Meski begitu, delapan macam kado ini adalah hadiah yang tak ternilai bagi orang-orang yang Anda sayangi.
1. KEHADIRAN

Kehadiran orang yang dikasihi rasanya adalah kado yang tak ternilai harganya. Memang kita bisa juga hadir dihadapannya lewat surat, telepon, foto atau faks. Namun dengan berada disampingnya Anda dan dia dapat berbagi perasaan, perhatian, dan kasih sayang secara lebih utuh dan intensif. Dengan demikian, kualitas kehadiran juga penting. Jadikan kehadiran Anda sebagai pembawa kebahagian.
2. MENDENGAR

Sedikit orang yang mampu memberikan kado ini, sebab, kebanyakan orang lebih suka didengarkan, ketimbang mendengarkan. Sudah lama diketehui bahwa keharmonisan hubungan antar manusia amat ditentukan oleh kesediaan saling mendengarkan. Berikan kado ini untuknya. Dengan mencurahkan perhatian pada segala ucapannya, secara tak langsung kita juga telah menumbuhkan kesabaran dan kerendahan hati. Untuk bisa mendengar dengan baik, pastikan Anda dalam keadaan betul-betul relaks dan bisa menangkap utuh apa yang disampaikan. Tatap wajahnya. Tidak perlu menyela, mengkritik, apalagi menghakimi. Biarkan ia menuntaskannya. Ini memudahkan Anda memberi tanggapan yang tepat setelah itu. Tidak harus berupa diskusi atau penilaian. Sekedar ucapan terima kasihpun akan terdengar manis baginya.
3. D I A M

Seperti kata-kata, didalam diam juga ada kekuatan. Diam bisa dipakai untuk menghukum, mengusir, atau membingungkan orang. Tapi lebih dari segalanya. Diam juga bisa menunjukkan kecintaan kita pada seseorang karena memberinya "ruang". Terlebih jika sehari-hari kita sudah terbiasa gemar menasihati, mengatur, mengkritik

bahkan mengomeli.

 

4. KEBEBASAN

Mencintai seseorang bukan berarti  memberi kita hak penuh untuk memiliki atau mengatur kehidupan orang bersangkutan. Bisakah kita mengaku mencintai seseorang jika kita selalu mengekangnya? Memberi kebebasan adalah salah satu perwujudan cinta. Maknakebebasan bukanlah, " Kau bebas berbuat semaumu." Lebih dalam dari itu, memberi kebebasan adalah memberinya kepercayaan penuh untuk bertanggung jawab atas segala hal yang ia putuskan atau lakukan.

 

5. KEINDAHAN

Siapa yang tak bahagia, jika orang yang disayangi tiba-tiba tampil lebih ganteng atau cantik? Tampil indah dan rupawan juga merupakan kado lho. Bahkan tak salah jika Anda mengkadokannya tiap hari! Selain keindahan penampilan pribadi, Anda pun bisa menghadiahkan keindahan suasana dirumah. Vas dan bunga segar cantik di

ruang keluarga atau meja makan yang tertata indah, misalnya.

 

6. TANGGAPAN POSITIF

Tanpa, sadar, sering kita memberikan penilaian negatif terhadap pikiran, sikap atau tindakan orang yang kita sayangi. Seolah-olah tidak ada yang benar dari dirinya dan kebenaran mutlak hanya pada kita. Kali ini, coba hadiahkan tanggapan positif. Nyatakan dengan jelas dan tulus. Cobalah ingat, berapa kali dalam seminggu

terakhir anda mengucapkan terima kasih atas segala hal yang dilakukannya demi Anda. Ingat-ingat pula, pernahkah Anda memujinya. Kedua hal itu, ucapan terima kasih dan pujian (dan juga permintaan maaf ), adalah kado cinta yang sering terlupakan.
7. KESEDIAAN MENGALAH

Tidak semua masalah layak menjadi bahan pertengkaran. Apalagi sampai menjadi cekcok yang hebat. Semestinya Anda pertimbangkan, apa iya sebuah hubungan cinta dikorbankan jadi berantakan hanya gara-gara persoalan itu? Bila Anda memikirkan hal ini, berarti Anda siap memberikan kado "kesediaan mengalah" Okelah, Anda mungkin kesal atau marah karena dia telat datang memenuhi janji. Tapi kalau kejadiannya baru sekali itu, kenapa mesti jadi pemicu pertengkaran yang berlarut-larut ? Kesediaan untuk mengalah juga dapat melunturkan sakit hati dan mengajak kita menyadari bahwa tidak ada manusia yang sempurna didunia ini
8. SENYUMAN

Percaya atau tidak, kekuatan senyuman amat luar biasa. Senyuman, terlebih yang diberikan dengan tulus, bisa menjadi pencair hubungan yang beku, pemberi semangat dalam keputus asaan. pencerah suasana muram, bahkan obat penenang jiwa yang resah. Senyuman juga merupakan isyarat untuk membuka diri dengan dunia sekeliling kita. Kapan terakhir kali anda menghadiahkan senyuman manis pada orang yang dikasihi ?

 

 

Akibat tidak sholat

Assalamu'alaikum Wr. Wb. ...

Berikut ini merupakan sebuah kisah yang didapat dari rekan saya ...
Insya Allah bermanfaat dan bisa kita jadikan ibrah (pelajaran).

Kisah ini diceritakan oleh seorang ustaz yang bertugas memandikan
mayat
orang Islam di hospital.
Lebih kurang jam 3.30 pagi, saya menerima panggilan dari Hospital
Tengku
Ampuan Rahimah, Klang, Selangor untuk menguruskan jenazah lelaki yang
sudah seminggu tidak dituntut. Di luar bilik mayat itu cukup
dingin dan
gelap serta sunyi dan hening. Hanya saya dan seorang penjaga bilik
tersebut yang berada dalam bilik berkenaan. Saya membuka dengan
hati-hati
penutup muka jenazah.
Kulitnya putih,badannya kecil dan berusia awal 20-an. Allah Maha
Berkuasa. Tiba-tiab saya lihat muka jenazah itu sedikit demi sedikit
bertukar menjadi hitam. Mulanya saya tidak menganggap ia sebagai
aneh,
namun apabila semakin lama semakin hitam, hati saya mula
bertanya-tanya.
Saya terus menatap perubahan itu dengan teliti, sambil di hati tidak
berhenti-henti membaca ayat-ayat suci Al-Quran. Detik demi detik
berlalu,wajah jenazah semakin hitam. Selepas lima minit berlalu,
barulah
ia berhenti bertukar warna. Ketika itu wajah mayat berkenaan
tidak lagi
putih seperti warna asalnya, tetapi hitam seperti terbakar. Saya
keluar
dari bilik berkenaan dan duduk termenung memikirkan kejadian aneh
yang
berlaku itu. Pelbagai pertanyaan timbul di kepala saya; apakah yang
sebenarnya telah terjadi? Siapakah pemuda itu? Mengapa wajahnya
bertukar
hitam?
Persoalan demi persoalan muncul di fikiran saya. Sedang saya
termenung
tiba-tiba saya dapati ada seorang wanita berjalan menuju ke arah
saya.
Satu lagi pertanyaan timbul, siapa pula wanita ini yang berjalan
seorang
diri di bilik mayat pada pukul 4.00 pagi? Semakin lama dia semakin
hampir,
dan tidak lama kemudian berdiri di hadapan saya. Dia berusia 60-an
dan
memakai baju kurung.
"Ustaz," kata wanita itu. "Saya dengar anak saya meninggal dunia dan
sudah
seminggu mayatnya tidak dituntut. Jadi saya nak tengok
jenazahnya." kata
wanita berkenaan dengan lembut. Walaupun hati saya ada sedikit tanda
tanya, namun saya membawa juga wanita itu ke tempat jenazah
tersebut. Saya
tarik laci 313 dan buka kain penutup wajahnya. "Betulkah ini mayat
anak
mak cik?" tanya saya. "Mak cik rasa betul... tapi kulitnya
putih." "Mak
cik lihatlah betul-betul." kata saya. Selepas ditelitinya jenazah
berkenaan, wanita itu begitu yakin yang mayat itu adalah anaknya.
Saya tutup kembali kain penutup mayat dan menolak kembali lacinya ke
dalam
dan membawa wanita itu keluar dari bilik mayat. Tiba di luar saya
bertanya
kepadanya. "Mak cik, ceritakanlah kepada saya apa sebenarnya yang
berlaku
sampai wajah anak mak cik bertukar jadi hitam?" tanya saya. Wanita
itu
tidak mahu menjawab sebaliknya menangis teresak-esak. Saya ulangi
pertanyaan tetapi ia masih enggan menjawab. Dia seperti
menyembunyikan
sesuatu. "Baiklah, kalau mak cik tidak mahu beritahu, saya tak mahu
uruskan jenazah anak mak cik ini. " kata saya untuk menggertaknya.
Bila saya berkata demikian, barulah wanita itu membuka mulutnya.
Sambil
mengesat airmata, dia berkata, "Ustaz, anak saya ni memang baik,
patuh dan
taat kepada saya. Jika dikejutkan di waktu malam atau pagi supaya
buat
sesuatu kerja, dia akan bangun dan buat kerja itu tanpa membantah
sepatah
pun. Dia memang anak yang baik.
Tapi..." tambah wanita itu lagi "apabila mak cik kejutkan dia untuk
bangun
sembahyang, Subuh misalnya, dia mengamuk marahkan mak cik.
Kejutlah dia,
suruhlah dia pergi ke kedai, dalam hujan lebat pun dia akan pergi,
tapi
kalau dikejutkan supaya bangun sembahyang, anak mak cik ini akan
terus
naik angin. Itulah yang mak cik kesalkan." kata wanita tersebut.
Jawapannya itu memeranjatkan saya. Teringat saya kepada hadis nabi
bahawa
barang siapa yang tidak sembahyang, maka akan ditarik cahaya iman
dari
wajahnya. Mungkin itulah yang berlaku. Wajah pemuda itu bukan sahaja
ditarik cahaya keimanannya, malah diaibkan dengan warna yang hitam.
Selepas menceritakan perangai anaknya, wanita tersebut meminta diri
untuk
pulang. Dia berjalan dengan pantas dan hilang dalam persekitaran yang
gelap. Kemudian saya pun memandikan, mengapankan dan
menyembahyangkannya.
Selesai urusan itu, saya kembali ke rumah semula. Saya perlu balik
secepat mungkin kerana perlu bertugas keesokan harinya sebagai
imam di
Masjid Sultan Sallehuddin Abdul Aziz Shah, Shah Alam. Selang dua
tiga hari
kemudian, entah kenapa hati saya begitu tergerak untuk menghubungi
waris
mayat pemuda tersebut. Melalui nombor telefon yang diberikan oleh
Hospital
Tengku Ampuan Rahimah, saya hubungi saudara Allahyarham yang agak
jauh
pertalian persaudaraannya. Selepas memperkenalkan diri, saya
berkata,
"Encik, kenapa encik biarkan orang tua itu datang ke hospital
seorang diri
di pagi-pagi hari.Rasanya lebih elok kalau encik dan keluarga
encik yang
datang sebab encik tinggal di Kuala Lumpur lebih dekat dengan Klang."
Pertanyaan saya itu menyebabkan dia terkejut, "Orang tua mana pula?"
katanya. Saya ceritakan tentang wanita berkenaan, tentang bentuk
badannya,
wajahnya, pertuturannya serta pakaiannya. "Kalau wanita itu yang
ustaz
katakan, perempuan itu adalah emaknya, tapi.... emaknya dah
meninggal lima
tahun lalu!" Saya terpaku, tidak tahu apa yang hendak dikatakan lagi.
Jadi 'apakah' yang datang menemui saya pagi itu? Walau siapa pun
wanita
itu dalam erti kata sebenarnya, saya yakin ia adalah 'sesuatu' yang
Allah
turunkan untuk memberitahu kita apa yang sebenarnya telah berlaku
hingga
menyebabkan wajah pemuda berkenaan bertukar hitam.
Peristiwa tersebut telah terjadi lebih setahun lalu, tapi masih segar
dalam ingatan saya. Ia mengingatkan saya kepada sebuah hadis nabi,
yang
bermaksud bahawa jika seseorang itu meninggalkan sembahyang satu
waktu
dengan sengaja, dia akan ditempatkan di neraka selama 80,000 tahun.
Bayangkanlah seksaan yang akan dilalui kerana satu
hari di akhirat bersamaan dengan seribu tahun di
dunia. Kalau 80,000 tahun ?

Wallahu'alam ...

Bila di dunia ada syurga,
maka itulah kehidupan rumah tangga yang sakinah mawaddah wa rahmah.
Bila di dunia ada neraka,
maka itulah kehidupan rumah tangga yang tak selaras & jauh dari
agama.

Bahagialah mereka yang diamnya berfikir,
Memandangnya mengambil pelajaran,
mendengarnya mengambil hikmah, dan
dalam tindakannya mengenal indahnya ajaran Islam.
ROBI PANDUNUSA
SHARP SEMICONDUCTOR INDONESIA
Production Control Section
Karawang International Industrial City (KIIC) Lot F-3
Jalan Tol Jakarta-Cikampek Km.47, Karawang 41361, Indonesia
Phone : (021) 890-1512, (0267) 409-675, Global Phone : 8-057-103
Fax : (021) 890-1513, Global Fax : 60980
e-mail : robi_p@ssi.global.sharp.co.jp

-wAw-

 

Jangan takut untuk menikah

























Aku Takut Menikah..
Dikirim oleh : admin










Minggu, 11-Mei-2003, 10:01:35 WIB31 klik

 
 
 
 







1. Belum Kerja

Inilah masalah klasik seputar menikah, terutama bagi pihak pemuda. Ketika sudah merasa cocok dengan seorang muslimah, dan jika ditunda-tunda bisa berakibat buruk, ternyata si Pemuda belum punya pekerjaan untuk menghidupi keluarga kelak. mau dikasih makan apa anak dan istri kamu, dikasih cinta doang ?!? Begitulah perkataan sinis yang senantiasa terngiang-ngiang ditelinganya.

Seorang laki-laki memang merupakan tulang punggung dalam sebuah keluarga. Menghidupi seluruh anggota keluarga adalah tangging jawabnya. Rasulullah bersabda, yang artinya,

Bertaqwalah kepada Allah dalam memperlakukan wanita. Sebab kamu mengambilnya dengan amanat allah dan farjinya menjadi halal bagi kamu dengan kalimat Allah. (Menjadi) kewajiban kamu untuk memberi rizki dan pakaiannya dengan cara yang baik. (HR.Muslim)

Dengan demikian, penghasilan dalam suatu keluarga memang diperlukan. Namun sebenarnya, tidak berarti belum kerja kemudian tidak boleh menikah. Allah SWT berfirman, yang artinya,

Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian (belum menikah) diantara kamu, dan orang-orang yang layak menikah dari hamba-hamba sahayamuyang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (Pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui. (Surat An-Nur : 32)

Penghasilan bisa dicari setelah menikah. Yang pertama kali harus dilakukan adalah percaya dan yakin akan janji Allah pada firman-Nya di atas. Tak sedikit pemuda yang susah mencari kerja sebelum menikah, tapi setelah menikah ternyata banyak tawaran kerja dan peluang kerja.

Sebagai persiapan sebelum menikah, kesungguhan dalam menuntut ilmu dunia agar kelak mudah mendapatkan penghidupan yang baik pula untuk dilakukan. Walaupun tak selamanya relevan, kuliah yang baik dan dan prestasi yang bagus masih merupakan suatu modal yang dapat diandalkan dalam mencari kerja. Bagaimana kalau kuliah sudah terlanjur tidak karuan ? Jika sudah begini perlu juga pegang prinsip bahwa pekerjaan kelak tidak harus sesuai dengan bidang yang dipelajari saat ini. Banyak yang dapat rejeki lumayan dari bekerja dalam suatu bidang yang dulu tidak pernal dipelajari dalam jenjang pendidikan formal.

Persiapan lain yang bisa dilakukan adalah kuliah sambil kerja. Sembari menabung, juga bisa untuk jaga-jaga apabila ketika lulus nanti tidak langsung diterima bekerja sesuai bidang yang dipelajari.


2. Belum Lulus

Berbeda dengan yang pertama, masalah yang satu ii bisa menjadi penghalang bagi pihak pemuda dan pemudi. Mungkin seseorang sudah bekerja atau sudah punya prinsip untuk mencari kerja setelah menikah namun ia ragu untuk menikah gara-gara belumlulus kuliah. Bisa jadi pula yang punya alasan seperti ini sang pemudi pujaan hatinya. Bayangan kuliah sambil menikah baginya tampak menyeramkan. Kuliah sambil mengurus diri sendiri saja sudah repot apalagi jika harus ditambah tanggung jawab mengurus orang lain. Ditambah kalau si buah hati sudah lahir dan belum juga lulus kuliah, tampaknya akan tambah repot.

Sebenarnya, menikah tidaklah selalu mengganggu kuliah. Malahan hadirnya pendamping hidup baru bisa menambah semangat utuk belajar. Bisa jadi, sebelum menikah malas-malasan belajarnya, ketika sudah menikah malah tambah semangat dan tambah rajin untuk belajar. Tidak sedikit yang mengalami perubahan demikian, apalagi secara peraturan akademik seorang mahasiswa sudah diperbolehkan untuk menikah. Seorang mahasiswa sudah tidak dianggap ABG (Anak Baru Gede) lagi, tapi AUG (Anak Udah Gede) alias sudah dewasa. Seorang yang sudah dewasa dianggap sudah bisa bertanggung jawab apa yang menjadi pilihan hidupnya.
Memang benar untuk tetap mengadakan persiapan jika mengambil jalan menikah di saat masih kuliah.

Yang pertama harus disadari adalah bahwa hidup berkeluarga adalah berbeda dengan hidup sendirian. Tidak pantas jika orang yang sudah menikah tetap bebas, lepas, menelantarkan keluarganya sebagaimana dulu bisa ia lakukan ketika masih lajang. Orang yang menikah sambil kuliah juga harus pandai-pandai mengatur waktu antara tanggung jawabnya dalam keluarga dan dalam belajar. Selain waktu, manajemen pemikiran juga solid, karena begitu menikah masalah-masalah dulu yang belum ada mendadak bermunculan secara serentak. Bagaimana memahami pasangan hidup baru, bagaimana jika hamil dan melahirkan, bagaimana mendidik anak, bagaimana mencari rumah -nebeng mertua atau cari kontrakan-, bagaimana bersikap kepada mertua, tetangga dan lain-lain, apalagi masih harus memikirkan pelajaran.

Pusing....? Semoga tidak. Sebenarnya menikah sambil kuliah bisa disiapkan sejak hari ini, bahkan juga sudah sejak SD. Modal awalnya adalah manajemen diri sendiri. Ketika seorang sudah sejak dahulu berlatih untuk hidup mandiri, akan mudah baginya untuk hidup berkeluarga. Misalnya saja sudah sejak SD bisa mencuci pakaian dan piring sendiri, mengatur waktu belajar, berorganisasi, dan bermain, mengatur keuangan sendiri, dan sebagainya. Kesiapan juga bisa diraih jika seseorang biasa menghadapi dan memecahkan problem hidupnya. Karena itu perlu organisasi dan bersaudara dengan orang lain, saling mengenal, memahami orang lain dan membantu kesulitannya.


3. Belum Cocok

Mungkin pula sudah lulus, sudah kerja, sudah berusaha cari calon pasangan tapi merasa belum menemukan pasangan yang cocok, sehingga belum jadi menikah pula, padahal sudah hampir tidak tahan ! Ini juga merupakan masalah yang bisa datang dari kedua belah pihak, baik pihak pemuda maupun pemudi.

Kecocokan memang diperlukan. yang jadi ertimbangan dasar dan awal tetntu saja faktor agama, yaitu aqidah dan akhlaknya. Allah berfirman, yang artinya

Mereka (perempuan-perempuan mukmin) tidak halal bagi laki-laki kafir. Dan laki-laki kafir pun tidak halal bagi mereka.
(Al-Mumtahanah : 10)

Rasulullah juga bersabda,

Wanita itu dinikahi karena 4 hal : karena kecantikannya, karena keturunannya, karena kekayaannya, dan karena agamanya. Menangkanlah dengan memilih agamanya maka taribat yadaaka (kembali kepada fitrah atau beruntung).
(HR. Al-Bukhari, Muslim, dan lain-lain)

Keadaan yang lain adalah nomor dua setelah pertimbangan agama. Namun kebanyakan di sinilah ketidakcocokannya. Sudah dapat yang agamanya bagus tapi kok nggak cocok pekerjaannya, nggak cocok latar belakang pendidikannya, nggak cocok hobinya, warna matanya kok begitu, pakai kacamata, kok hidungnya...dan lain-lain.

Kalau mau mencari kekurangan tiap orang pasti punya kekurangan karena tidak ada manusia yang diciptakan secara sempurna. Sudah cantik, kaya, keturunan bangsawan, pandai, rajin, keibuan, penyayang, tidak pernah berbuat salah.

Ketika seorang pemuda atau pemudi sudah mau menikah, memang seharusnya cari tahu dulu tentang calon pasangan hidupnya ke sahabatnya, saudaranya atau ustadznya, atau yang lainnya, baik kelebihan maupu kekurangannya. Jika sudah tahu, tanyakan pada diri sendiri, apakah bisa menerima dan memaklumi kekurangan serta kelebihan si dia. Rasulullah bersabda, yang artinya,

Janganlah seorang mukmin laki-laki membenci mukmin perempuan. Bila dia membencinya dari satu sisi, tapi akan menyayang dari sisi lain. (HR.Muslim)

Jadi, jangan hanya melihat kekurangannya saja, tapi juga perlu melihat kelebihannya. Ketika kekurangan sudah bisa diterima, kelebihan akan lebih bisa menimbulkan perasaan suka. Karea itu, jangan sampai sulit nikah karena dibikin sendiri.


4. Belum Mantap

Masalah satu ini juga bisa terjadi pada tiap orang pihak pemuda, pihak pemudi, baik yang sudah kerja atau yang belum, baik sudah lulus atau belum. Pertama kali, perlu diselidiki belum mantapnya itu karena apa, karena tak sedikit yang beralasan belum mantap, ketika ditelusuri larinya juga menuju ketiga masalah ''belum'' di atas.

Namun ada juga yang belum mantap karena memang merasa persiapan dirinya kurang baik ilmu tentang pernikahan, keluarga, dan pernik-pernik di sekitarnya. Orang seperti ini malah tidak memusingkan masalah ketiga ''belum'' di atas, karena memang dia merasa belum siap dan belum mampu.

Solusinya tidak lain adalah mementapkan dan mempersiapkan diri. Hal ini bisa ditempuh lewat menuntut ilmu tentang pernikahan, dan keluarga, baik dengan menghadiri pengajian, yang membahas masalah tersebut atau dengan membaca buku-buku mengenainya. Penting pula untuk menimba pengalaman kepada orang yang sudah menikah, karena kadang-kadang buku-buku dan ceramah ilmiah dan formal tidak membahas masalah praktis yang detail yang diperlukan agar siap menikah.


Sumber : Majalah El-Fata Edisi 11 Th.I/2001/1422 hal.16-19

Senin, 16 Januari 2012

KEBERHASILAN BELAJAR MENGAJAR

BAB I


PENDAHULUAN


 

Pada dasarnya tuntutan pendidikan sudah banyak yang berubah. Pendidik perlu menyusun dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar dimana anak dapat aktif membangun pengetahuannya sendiri. Hal ini sesuai dengan pandangan kontruktivisme yaitu keberhasilan belajar tidak hanya bergantung pada lingkungan atau kondisi belajar, tetapi juga pada pengetahuan awal siswa. Belajar melibatkan pembentukan “makna” oleh siswa dari apa yang mereka lakukan, lihat,dan dengar.

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dalam pembelajaran, guru harus memahami hakikat materi pelajaran yang diajarkannya dan memahami berbagai model pembelajaran yang dapat merangsang kemampuan siswa untuk belajar dengan perencanaan pengajaran yang matang oleh guru.

Dengan adanya perencanaan pengajaran tersebut, diharapkan dapat terjadi keberhasilan atau kesuksesan dalam belajar mengajar. Oleh karena itu, akan dibahas masalah mengenai keberhasilan tersebut dengan sistematika berupa Indikator keberhasilan, penilaian keberhasilan, tingkat keberhasilan, program perbaikan dan factor-faktor yang mendorong terjadinya keberhasilan dalam proses belajar mengajar.

 

 

 

 

 

 

 

BAB II


PEMBAHASAN




  1. A.    Pengertian Keberhasilan Belajar Mengajar

  2. Pengertian Belajar


Sebelum mengetahui pengertian keberhasilan belajar mengajar maka terlebih dahulu mengetahui pengertian belajar, belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan ( Moh. Surya, 1992, 23). Morgan, seperti dikutip Tim Penulis Psikologi Pendidikan (1993: 60) ringkasnya mengatakan bahwa belajar adalah setiap perubahan yang relative menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Siswa mengalami suatu proses belajar. Dalam proses belajar tesebut, siswa menggunakan kemampuan mentalnya untuk mempelajari bahan belajar. Kemampuan-kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik yang dibelajarkan dengan bahan belajar menjadi semakin rinci dan menguat. Adanya informasi tentang sasaran belajar, adanya penguatan-penguatan, adanya evaluasi dan keberhasilan belajar, menyebaban siswa semakin sadar, akan kemampuan dirinya (Dimyati dan Mudjiono, 2002:22).

Dari ketiga pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu tindakan sadar yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan dalam diri mereka atas stimulasi lingkungan dan proses mental mereka sehingga bertambah pengetahuannya.

  1. Pengertian Mengajar


Jerome S. Brunner dalam bukunya Toward a theory of instruction mengemukakan bahwa mengajar adalah menyajikan ide, problem atau pengetahuan dalam bentuk yang sederhana sehingga dapat dipahami oleh setiap siswa (Uzer Usman dan Lilis Setyawati, 1993: 5). Ngalim Purwanto dalam bukunya Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis (1998: 150) mengemukakan yang dimaksud dengan mengajar ialah memberikan pengetahuan atau melatih kecakapan-kecakapan atau keterampilan-ketrampilan kepada anak-anak. Jadi, mengajar bukan sekedar proses penyampaian ilmu pengetahuan, melainkan mengandung makna yang lebih luas dan kompleks, yaitu terjadinya komunikasi dan interaksi manusiawi dengan berbagai aspeknya.

  1. Pengertian Keberhasilan Belajar Mengajar


Keberhasilan Belajar Mengajar menurut Moh Uzer Usman dan Lilis Setyawati dalam buku Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar (1993: 7-8) mengemukakan sebagai berikut. Untuk menyatakan bahwa suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil, bahwa setiap guru memiliki pandangan masing-masing sejalan dengan filosofinya. Namun untuk menyamakan persepsi sebaiknya kita berpedoman pada kurikulum yang berlaku saat ini yang telah disempurnakan antara lain bahwa suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pengajaran dinyatakan berhasil apabila TIK tersebut dapat tercapai. Untuk mengetahui tercapai tidaknya TIK, guru perlu mengadakan tes formatif setiap selesai menyajikan satu satuan bahasan kepada siswa. Indikator yang dijadikan sebagai tolak ukur dalam menyatakan bahwa suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil.

 

  1. B.     Indikator Keberhasilan Belajar Mengajar


            Keberhasilan belajar mengajar dapat dilihat dari :

  1. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individual maupun kelompok.

  2. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajarkan intruksional khusus (TIK) telah dicapai oleh siswa, baik secara individual maupun kelompok.


Akan tetapi, indikator yang banyak dipakai sebagai tolak ukur keberhasilan adalah daya serap.

  1. C.    Penilaian Keberhasilan


Penilaian hasil belajar bertujuan melihat kemajuan belajar peserta didik dalam hal penguasaan materi pengajaran yang telah dipelajarinya sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.

Untuk mengukur dan mengevaluasi tingkat keberhasilan belajar tersebut dapat dilakukan melalui tes prestasi belajar berdasarkan tujuan dan ruang lingkupnya, tes prestasi belajar dapat digolongkan kedalam jenis penilaian sebagai berikut:

1.Tes Formatif

Penilaian ini digunakan untuk mengukur satu atau beberapa pokok bahasan tertentu dan bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang daya serap siswa terhadap pokok bahasan tersebut. Hasil tes ini dimanfatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar bahan tertentu dalam bahan tertentu.

2.Tes Subsumatif

Tes ini meliputi sejumlah bahan pengajaran dalam waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran daya para siswa untuk meningkatkan tingkat prestasi belajar siswa. Hasil tes subsumatif ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan diperhitungkan dalam menentukan nilai rapor.

3.Tes Sumatif

Tes ini diadakan untuk mengukur daya serap siswa terhadap bahan pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu semester, satu atau dua tahun pelajaran. Tujuannya adalah untuk menetapkan tingkat atau taraf keberhasilan belajar siswa dalam suatu periode pembelajaran tertentu. Hasil dari tes sumatif ini dimanfaatkan untuk kenaikan kelas, menyusun peringkat (ranking) atau sebagai ukuran mutu sekolah.

Dalam praktek penilaian di madrasah Aliyah, ulangan yang lazim dilaksanakan itu dapat dianggap sebagai tes subsumatif, sebab ruang lingkup dan tujuan ulangan tersebut sama dengan tes sub sumatif. Namun demikian, hasil tes ataupun ulangan tersebut pada dasarnya bertujuan memberikan gambaran tentang keberhasilan proses belajar mengajar. Keberhasilan itu dilihat dari segi keberhasilan proses dan keberhasilan produk.

 

  1. D.    Tingkat Keberhasilan


Setiap proses belajar mengajar selalu menghasilkan hasil belajar. Masalah yang dihadapi adalah sampai ditingkat mana prestasi (hasil) belajar yang telah dicapai. Sehubungan dengan hal inilah keberhasilan proses mengajar itu dibagi atas beberapa tingkatan atau taraf. Tingkatan keberhasilan tersebut adalah sebagai berikut :

  1. Istimewa/maksimal        : Apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan itu dapat dikuasai para siswa.

  2. Baik sekali/optimal        : Apabila sebagian besar (76% s.d.99%) bahan pembelajaran    yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa.

  3. Baik/minimal                 :  Apabila bahan  pembelajaran yang diajarkan hanya 60%  s.d.75% saja dikuasai oleh siswa.

  4. Kurang                           : Apabila bahan pembelajaran yang diajarkan kurang dari 60% dikuasai oleh siswa.


Dengan melihat data yang terdapat dalam format daya serap siswa dalam pembelajaran dan persentase keberhasilan dalam mencapai TIK tersebut, dapatlah diketahui keberhasilan proses belajar mengajar yang telah dilakukan siswa dan guru.

  1. E.     Program Perbaikan


Program perbaikan merupakan satu kesatuan dengan proses pembelajaran. Program perbaikan ini dilaksanakan guna memperbaiki nilai siswa yang masih dibawah taraf minimal. Program perbaikan salah satunya yaitu dengan Remidial Teaching. Remedial teaching atau pengajaran perbaikan adalah suatu pengajaran yang bersifat menyembuhkan atau membetulkan, atau dengan singkat pengajaran yang membuat lebih baik. Dapat dikatakan pula bahwa pengajaran perbaikan itu berfungsi terapis untuk penyembuhan. Yang disembuhkan adalah berupa hambatan  ( gangguan) kepribadian yang berkaitan dengan kesulitan belajar sehingga dapat timbal balik dalam arti perbaikan belajar juga pribadi dan sebaliknya. Seperti yang kita ketahui bahwa dalam proses belajar mengajar siswa diharapkan dapat mencapai hasil yang optimal, sehingga apabila ada siswa yang belum berhasil mencapai hasil yang diharapkan maka diperlukan suatu pengajaran yang membantu agar tercapai hasil yang diharapkan. Dengan demikian pengajaran perbaikan diarahkan kepada pencapaian yang optimal sesuai dengan kemampuam masing – masing siswa. Maka pengajaran perbaikan atau remedial teaching adalah bentuk khusus pengajaran yang berfungsi untuk penyembuhan, membetulkan atau membuat menjadi baik.

Dalam pengajaran perbaikan biasanya mengandung kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

1. Mengulang pokok bahasan secara keseluruhan

2. Mengulang bagian dari pokok bahasan yang hendak dikuasai

3. Memecahkan masalah melalui soal soal

4. Memberikan tugas-tugas individu

  1. F.     Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan


Faktor – faktor yang mempengaruhi keberhasilan, diantaranya:

1.Tujuan

Tujuan merupakan sasaran yang akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar. Tercapainya tujuan sama halnya keberhasilan pembelajaran. Karena sebagai pedoman sekaligus sebagai sasaran yang akan dicapai dalam setiap kali kegiatan belajar mengajar, maka guru selalu diwajibkan merumuskan tujuan pembelajarannya. Pendidik  hanya merumuskan Tujuan pembelajaran Khusus (TPK) karena Ttujuan pembelajaran umum (TPU) sudah tersedia dalam GBPP. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) ini harus dirumuskan secara operasional dengan memenuhi syarat-syarat berikut:

  • Secara spesifik menyatakan perilaku yang akan dicapai

  • Membatasi dalam keadaan dimana perubahan perilaku diharapkan dapat terjadi (kondisi perubahan perilaku).

  • Secara spesifik menyatakan kriteria perubahan perilaku dalam arti menggambarkan standar minimal  perilaku sebagai hasil yang dicapai.


Dan keberhasilan itu dapaat diketahui setelah dilakukan tes formatif di akhir pengajaran.

2. Guru.

Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada anak didik di sekolah dan orang yang berpengalaman dalam bidang profesinya. Guru dapat menjadikan anak didik menjadi orang yang cerdas.

Ada beberapa aspek yang menentukan keberhasilan guru dalam proses pembelajaran, yaitu:

a)      Kepribadian

Aspek ini sangat berpengaruh terhadap pola kepemimpinan yang guru perlihatkan ketika melaksanakan tugas dalam kelas.

b)      Pandangan terhadap anak didik

Proses belajar dari guru yang memandang anak didik seebagai makhluk individual atau sebagai makhluk sosial akan berbeda, berbeda dalam prosesnya maupun pada hasilnya.

c)      Latar belakang dan pengalaman guru

Guru pemula dengan latar belakang pendidikan keguruan lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah, karena sudah dibekali dengan seperangkat teori sebagai pendukung pengabdiannya. Tingkat kesulitan yang ditemui guru semakin berkurang pada aspek tertentu seiring dengan bertambahnya pengalaman. Begitu juga sebaliknya. Oleh karenanya, untuk menjembatani dibuat program akta 4 dan akta 5.

program Akta 4 (diganti dg program pend. Profesi gurudi uin jika tlh slesai S1 kpnddkn sdh otomatis mendpt srtifkt) dan Akta 5 (stlh lulus S1 non kpendidikan).

3. Anak Didik

Aspek dari anak didik yang mempengaruhi keberhasilan belajar mengajar, meliputi:

a)      Psikologis peserta didik

b)      Biologis pesertadidik

c)      Intelektual peserta didik

d)     Kesenangan terhadap pelajaran

Keempat diatas yang menjadi beberapa penyebab peserta didik itu berbeda antara satu dengan yang lain. Maka kenalilah tingkat keberhasilan maksimal (istimewa), optimal ( baik sekali ), minimal (baik) dan kurang, untuk setiap bahan yang dikuasai anak didik di dalam raport.

4. Kegiatan pembelajaran

Pola umum kegiatan pembelajaran adalah terjadinya interaksi antara guru dan anak didik dan bahan ajar sebagai perantaranya. Gaya mengajar guru mempengaruhi gaya belajar anak didik. Gaya mengajar menurut Muhammad Ali  (1992; 59) dapat dibedakan menjadi 4 macam, yaitu:

a)      Klasik

b)      Teknologis

c)      Personalisasi

d)     Interaksional

Ada 3 aspek yang dapat dilihat dari kegiatan pengajaran untuk keberhasilan belajar mengajar,yaitu:

  • Gaya mengajar guru, meliputi: klasik, teknologis, personalisasi, interaksional.

  • Pendekatan guru, meliputi: pendekatan individual (memahami anak didik dengan   segala perbedaan dan persamaannya) dan pendekatan kelompok (memahami anak didik sebagai makhluk sosial). Perpaduan kedua pendekatan ini akan menghasilkan hasil belajar mengajar yang lebih baik.

  • Strategi penggunaan metode. Penggunaan strategi belajar dapat digunakan lebih dari 1 meetde pengajaran misalnya penggunaan metode Ceramah dengan metode Tanya jawab untuk mata pelajaan IPS. Jarang guru menggunakan 1 metode dalam melaksanakan pengajaran , hal ini disebabkan rumusan tujuan yang dibuat guru tidak hanya satu, tetapi bisa lebih dari dua rumusan.


Dari penjelasan diatas, diketahui kegiatan pengajaran yang dilakukan oleh guru mempengaruhi keberhasilan belajar mengajar.

5. Bahan dan alat Evaluasi

Bahan evaluasi adalah suatu bahan yang terdapat di dalam kurikulum yang sudah dipelajari anak didik guna kepentingan ulangan. Bahan pelajaran biasanya dikemas dalam buku paket. Adapula waktu yang harus ditempuh untuk menyelesaikan buku paket tersebut misalnya 1 semester, kemudian guru membuat item-item soal evaluasi dengan perencanaan yang sistematis serta dengan penggunaan alat evaluasi. Alat evaluasi yang umum digunakan, yaitu:

  • True-false

  • Multiple choice

  • Matching

  • Completion

  • Essay


Masing – masing alat evaluasi itu mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan, oleh sebab itu guru selalu menggabungkan lebih dari satu alat evaluasi.

  • True-false dan multiple choice adalah bagian dari tes objectif artinya objektif dalam hal pengoreksian tapi belum tentu objektif dalam jawaban yang dilakukan anak didik, Karena sifat alat ini mengharuskan anak didik memilih jawaban yang sudah disediakan dan tidak ada alternatif lain diluar alternatif itu, maka bila anak didik tidak bisa menjawab dia cenderung melakukan tindakan spekulasi, pengambilan sikap untung-untungan daripada tidak diisi.
    Pembuatan item soal dengan memakai alat tes objektif dapat menampung hampir semua bahan pelajaran yang sudah dipelajari oleh anak didik dalam satu semester.ul-betul menguasai bahan pelajaran dengan baik.

  • Alat tes dalam bentuk essay dapat meminimalisir sikap maupun tindakan spekulasi pada anak didik, sebab alat tes ini hanya dapat dijawab bila anak didik betul-betul manguasai materi dengan baik.


Untuk tes objektif mempunyai rumus penilaian masing-masing, Jadi kesanalah rujukan standar penilaian itu, bukan membuat rumus penilaian yang cenderung mendatangkan sikap dan tindakan spekulatif pada anak didik.

Berbagai permasalahan yang telah diuraikan tersebut mempengaruhi keberhasilan belajar mengajar. Bila alat tes itu tidak valid dan tidak reliable, maka tidak dapat dipercaya untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar mengajar.

6. Suasana Evaluasi

Faktor suasana evaluasi merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar mengajar. Hal yang perlu di cermati dalam suasana belajar, yaitu:

  • Pelaksanaan evaluasi indoor maupun outdoor

  • Semua anak didik dibagi menurut tingkatan masing-masing.

  • Banyak sedikitnya anak didik dalam kelas.

  • Berlaku jujur, baik guru maupun anak didik.


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III


PENUTUP


            Dari  pembahasan yang telah diuraikan diatas bahwa dapat dapat diambil kesimpulan bahwa:

  1. Suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pengajaran dinyatakan berhasil apabila TIK tersebut dapat tercapai. Untuk mengetahui tercapai tidaknya TIK, guru perlu mengadakan tes formatif setiap selesai menyajikan satu satuan bahasan kepada siswa.

  2. Keberhasilan belajar mengajar dapat dilihat dari daya serap siswa terhadap bahan pengajaran dan pencapaian perilaku yang digariskan dalam TIK.

  3. Untuk mengukur dan mengevaluasi tingkat keberhasilan belajar tersebut dapat dilakukan melalui tes prestasi belajar berupa tes formatif, tes sub sumatif dan tes sumatif.

  4. Penilaian hasil belajar bertujuan melihat kemajuan belajar peserta didik dalam hal penguasaan materi pengajaran yang telah dipelajarinya sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.

    1. Keberhasilan proses mengajar itu dibagi atas beberapa tingkatan atau taraf keberhasilan yaitu dengan kata “istimewa/maksimal, baik sekali/optimal, baik/minimal, kurang”.

    2. Program perbaikan merupakan satu kesatuan dengan proses pembelajaran. Program perbaikan ini dilaksanakan guna memperbaiki nilai siswa yang masih dibawah taraf minimal. Program perbaikan salah satunya yaitu dengan Remidial Teaching.

    3. Faktor – faktor yang mempengaruhi keberhasilan, diantaranya:

      1. Tujuan

      2. Guru/pendidik

      3. Anak didik

      4. Kegiatan pembelajaran

      5. Bahan dan alat evaluasi

      6. Suasana evaluasi






 

DAFTAR PUSTAKA


ü  J.mursel dan Prof. Dr. S.Nasution, M.A. Mengajar dengan Sukses, PT Bumi Aksara. hal.1

ü  Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya. SBM. 1997. Bandung: CV pustaka setya,  hal 158.

ü  Drs. Ahmad Rohani HM dan Drs. Abu Ahmadi. 1995. Pengelolaan pengajaran, PT Rienika cipta,. hal. 159

METODE PEMBELAJARAN CTL (Contextual Teaching and Learning)

MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN PAI


METODE PEMBELAJARAN CTL (Contextual Teaching and Learning)


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah strategi pembelajaran PAI


Dosen Pengampu : Drs. Abdul Madjid, M. Ag.




 


Disusun Oleh :


Aisyah Suryani (20090720011)


Wiwin Sundari (20090720015)


Esti wahyuni (20090720039)


Herlindatun Nur IR (20090720043)


 

 

FAKULTAS AGAMA ISLAM 


JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


2011


PENDAHULUAN


Pembelajaran yang baik adalah suatu  proses belajar mengajar dimana kegiatan tersebut berpusat pada siswa (student center). Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya, bukan mengetahuinya. Pembelajaran yang berorientasi pada penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi mengingat jangka pendek, akan tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang

Untuk itu diperlukan suatu metode yang dapat mengaitkan kedua hal tersebut (pelajaran dan kehidupan nyata siswa). Dan metode yang paling tepat adalah CTL.

CTL adalah suatu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan kultural) sehingga siswa memiliki pengetahuan/ keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan dari satu permasalahan atau konteks ke permasalahan dan juga pada konteks lainnya.

Ada tiga hal yang harus dipahami dalam menggunakan CTL. Yang Pertama  harus menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi. Kedua, CTL mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata, artinya siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata.  Ketiga, CTL mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan, artinya CTL bukan hanya mengharapkan siswa dapat memahami materi yang dipelajarinya, akan tetapi bagaimana materi pelajaran itu dapat mewarnai perilakunya dalam kehidupan sehari-hari. Materi pelajaran dalam konteks CTL bukan untuk ditumpuk di otak dan kemudian dilupakan, akan tetapi sebagai bekal siswa dalam mengarungi kehidupan nyata.

 

 

 

 

 

PEMBAHASAN




  1. A.    Pengertian


Pendekatan kontektual atau sering disebut dengan Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.

Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi pembelajaran lebih dipentingkan daripada hasil

Dalam kelas kontektual, tugas guru adalah membantu siswa mencapai tujuannya. Maksudnya, guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberi informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas (siswa). Sesuatu yang baru datang dari menemukan sendiri bukan dari apa kata guru. Begitulah peran guru di kelas yang dikelola dengan pendekatan kontekstual.

  1. B.     Karakteristik

    1. Kerjasama

    2. Saling menunjang

    3. Menyenangkan

    4. Tidak membosankan

    5. Belajar dengan bergairah

    6. Pembelajaran terintegrasi

    7. Menggunakan berbagai sumber

    8. Siswa aktif

    9. Sharing dengan teman

    10. Siswa kritis, guru kreatif

    11. Dinding kelas dan lorong-lorong penuh dengan hasil karya siswa, peta-peta, gambar, artikel, humor dll

    12. Laporan kepada orang tua bukan hanya raport, tetapi hasil karya siswa, laporan hasil praktikum, karangan siswa dll.




 

  1. C.    Asas – asas CTL


a)      Konstruktivisme

Pengertian konstruktivisme menurut Wina Sanjaya (2006:12) adalah “Proses membangun atau menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman”. Menurut pengembang filsafal konstruktivisme Mark Baldwin dan diperdalam oleh Jean Piaget  dalam Wina Sanjaya (2006:13) menyatakan bahwa “Pengetahuan itu terbentuk bukan hanya dari objek semata, tetapi juga dari kemampuan individu sebagai subjek yang menangkap setiap objek yang diamatinya.

Esensi dari teori konstruktivis adalah bahwa siswa harus menemukan dan mentransformasikan suatu informasi kompleks ke situasi lain, dan dapat dijadikan milik mereka sendiri. Dengan dasar itu, pembelajaran harus dikemas menjadi proses mengkonstruksi bukan menerima pengetahuan. Dalam proses pembelajaran, siswa membangun sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam proses pembelajaran (Wina Sanjaya : 2006).

Menurut Suparno (1997:49) secara garis besar prinsip– prinsip konstruktivisme yang diambil adalah :

1)  Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri, baik secara personal maupun secara sosial;

2) Pengetahuan tidak dipindahkan dari guru ke siswa, kecuali dengan kearifan siswa sendiri untuk bernalar;

3) Siswa aktif mengkonstruksi secara terus menerus, sehingga terjadi perubahan konsep menuju konsep yang lebih rinci, lengkap serta sesuai dengan konsep ilmiah;

4)  Guru sekedar membantu menyediakan sarana dan situasi agar proses konstruksi siswa berjalan mulus. Suparno (1997:49)

 

b)     Inkuiri

Asas kedua dalam pembelajaran CTL adalah inkuiri. Artinya, proses pembelajaran didasarkan pada pencapaian dan penemuan melalui proses berpikir secara sistematis. Pengetahuan bukanlah sejumlah fakta hasil dari mengingat, akan tetapi hasil dari proses menemukan sendiri. Proses menemukan inilah yang dirangsang secara optimal lewat penerapan strategi pembelajaran CTL. Karena strategi pembelajaran CTL menekankan keaktifan siswa dalam menemukan sendiri pengetahuan. Dengan demikian dalam proses perencanaan, guru bukanlah mempersiapkan sejumlah materi yang harus dihafal, akan tetapi merancang pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat menemukan sendiri materi yang harus dipahaminya.

Ada beberapa langkah dalam kegiatan menemukan dalam kegiatan menemukan ( inkuiry ) yang dapat dipraktekkan di kelas :

1)  Merumuskan Masalah;

2)  Mengamati dan melakukan observasi;

3)  Menganalisis dan menyajikan hasil tulisan, gambar, laporan bagan, tabel dan karya lainnya.

4)  Mengkomunikasikannya atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, guru atau audien yang lain. Suparno (1997:50)

 

c)      Bertanya (Questioning)

Menurut Suparno (1997:50) bertanya dapat dipandang sebagai “Refleksi dari keingintahuan setiap individu; sedangkan menjawab pertanyaan mencerminkan kemampuan seseorang dalam berpikir. Dalam proses pembelajaran melalui CTL, guru tidak menyampaikan informasi begitu saja, akan tetapi memancing agar siswa dapat menemukan sendiri”.

Cara guru memnacing siswa untuk bertanya akan dapat tereksplorasi dengan baik. Karena itu peran bertanya sangat penting, sebab melalui pertanyaan–pertanyaan guru dapat membimbing dan mengarahkan siswa untuk menemukan setiap materi yang di pelajarinya.

Banyak bertanya sering kali tidak di tanggapi dengan positif oleh guru maupun teman–teman. Kelas bukan merupakan tempat yang aman untuk ”berbuat kesalahan” dan eksplorasi. Anak kecil dalam kepoloson belajarnya justru sering kali bertanya banyak hal yang terkadang membingungkan orang tua seperti ” kenapa langit warnanya biru ? bagaimana adik bisa berada di perut ibu ?”. Sekali lagi seiring perjalanan pendidikan kita, kepolosan dan kekritisan tidak semakin terasah tetapi justru sebaliknya. Siswa menjadi malas dan bahkan apatis terhadap kegiatan belajar yang dirasa sebagai siksaan.

 

d)     Masyarakat Belajar (Learning Community)

Leo Semenovich Vygotsky seorang psikolog Rusia dalam Suparno (1997:51), menyatakan bahwa :

“Pengetahuan dan pemahaman anak ditopang bannyak oleh komunikasi dengan orang lain. Suatu permasalahan tidak mungkin dapat di pecahkan sendiri, tetapi mebutuhkan bantuan orang lain. Kerjasama saling memberi dan menerima sangat dibutuhkan untuk memecahkan suatu persoalan. Konsep masyarakat belajar (learning community) dalam CTL menyarankan agar hasil pembelajaran deperoleh melalui kerjasama dengan orang lain”.

 

Kerjasama itu dapat dilakukan dalam berbagai bentuk baik dalam kelompok belajar secara formal naupun dalam lingkungan yang terjadi secara alamiah. Hasil belajar dapat diperoleh dari hasil sharing dengan orang lain, antar teman, antar kelompok, yang sudah tahu memberi tahu kepada yang belum tahu, yang pernah memiliki pengalaman membagi pengalamannya kepada orang lain. Inilah hakekat dari masyarakat belajar, masyarakat yang saling membagi.

Model pembelajaran dengan teknik Learning Community sangat membantu proses pembelajaran di kelas. Prakteknya dalam pembelajaran terwujud dalam :

1)  Pembentukan kelompok kecil;

2)  Pembentukan kelompok besar;

3)  Mendatangkan ”ahli” ke kelas (tokoh, olah ragawan, dokter, perawat, petani, pengurus organisasi, polisi, tukang kayu dll);

4)  Bekerja dengan kelas sederajat;

5)  Bekerja kelompok dengan kelas di atasnya;

6)  Bekerja dengan masyarakat. (Suparno, 1997:52)

 

e)      Pemodelan (Modeling)

Yang dimaksud dengan asas modeling adalah proses pembelajaran dengan memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa. Misalnya : Guru memberikan contoh bagaimana cara mengoperasikan sebuah alat, atau bagaimana cara melafalkan sebuah kalimat asing, guru olah raga memberikan contoh bagaimana cara melempar bola, guru kesenian memberikan contoh bagaimana cara memainkan alat musik, guru biologi memberikan contoh bagaimana cara menggunakan termometer, dan lain sebagainya.

Proses modeling tidak sebatas dari guru saja, akan tetapi dapat juga memanfaatkan siswa yang dinggap memiliki kemampuan. Misalnya siswa yang pernah menjadi juara dalam membaca puisi dapat disuruh untuk menampilkan kebolehannya di depan teman–temannya, dengan demikian siswa dapat dianggap sebagai model. Modeling merupakan asas yang cukup penting dalam pembelajaran CTL, sebab melalui modeling siswa dapat terhindar dari pembelajaran yang teoretis-abstrak yang dapat memungkinkan terjadinya verbalisme.

 

f)       Refleksi (Reflection)

Menurut Suparno (1997:53) “Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru di pelajari atau berpikir ke belakang tentang apa yang sudah dilakukan di masa lalu”. Refleksi merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas atau pengalaman yang batu di terima. Misalnya, ketika pelajaran berakhir, siswa “merenung” kalau begitu, cara saya menyimpan file selama ini salah, mestinya dengan cara yang baru saya pelajari, sehingga file dalam komputer saya lebih tertata.

Pengetahuan diperoleh melalui proses, pengetahuan dimiliki siswa diperluas melalui konteks pembelajaran yang kemudian diperluas sedikit demi sedikit. Guru membantu siswa membuat hubungan–hubungan antara pengetahuan yang dimiliki sebelumnya dengan pengetahuan yang baru. Dengan begitu siswa merasa memperoleh sesuatu yang berguna bagi dirinya tentang apa yang baru dipelajarinya. Refleksi menjawab pertanyaan kaum behaviorisme yang memisahkan aspek jasmani manusia dengan aspek rohaninya. Selama ini siswa menjalani pembelajaran dengan statis dan tanpa variasi. Jarang sekali mereka diberi kesempatan untuk ”diam sejenak” dan berpikir tentang apa yang baru saja mereka lakukan atau pelajari. Waktu amat cepat berlalu, semua terburu–buru dan mungkin memang tidak sempat melakukannya.

 

g)      Penilaian Nyata (Authentic Assessment)

Suparno (1997:53) menyatakan bahwa “Proses pembelajaran konvensional yang sering dilakukan guru pada saat ini, biasanya ditekankan pada aspek intelektual sehingga alat evaluasi yang digunakan terbatas pada penggunaan tes”. Dengan tes dapat diketahui seberapa jauh siswa telah menguasai materi pelajaran. Dalam CTL, keberhasilan pembelajaran tidak hannya ditentukan oleh perkembangan kemampuan intelektual saja, akan tetapi perkembangan seluruh aspek. Oleh sebab itu, penilaian keberhasilan tidak hannya ditentukan oleh aspek hasil belajar seperti tes, akan tetapi juga proses belajar melalui penilaian nyata. Penilaian nyata (Authentic Assessment) adalah proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan siswa. Penilaian ini dilakukan untuk mengetahui apakah siswa benar–benar belajar atau tidak; apakah pengalaman belajar siswa memiliki pengaruh yang positif terhadap perkembangan baik intelektual maupun mental siswa. Penilaian yang autentik dilakukan secara terintegrasi dengan proses pembelajaran. Penilaian ini dilakukan secara terus – menerus selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Oleh sebab itu, tekanannya diarahkan kepada proses belajar bukan kepada hasil belajar.

 

  1. D.    Perbedaan pendekatan Contextual Teaching Learning dengan Pendekatan Tradisional





















































No.Pilar/Solusi, Indikator MasalahPendekatan CTLPendekatan Tradisional
1

Konstruktivisme


Belajar berpusat pada siswa untuk mengkonstruksi bukan menerimaBelajar yang berpusat pada guru, formal, serius
2

Inquiri


Pengetahuan diperoleh dengan menemukan, menyatukan rasa, karsa dan karyaPengetahuan diperoleh siswa dengan duduk manis, mengingat seperangkat fakta, memisahkan kegiatan fisik dengan intelektual
3

Bertanya


Belajar merupakan kegiatan produktif, menggali informasi, menghasilkan pengetahuan dan keputusanBelajar adalah kegiatan konsumtif, menyerap informasi menghasilkan kebingungan dan kebosanan
4

Masyarakat Belajar


Kerjasama dan maju bersama, saling membantuIndividualistis dan persaingan yang melelahkan
5

Pemodelan


Pembelajaran yang Multi ways, mencoba hal – hal baru, kreatifPembelajaran yang One way, seragam takut mencoba, takut salah
6

Refleksi


Pembelajaran yang komprehensif, evaluasi diri sendiri/internal dan eksternalPembelajaran yang terkotak – kotak, mengandalkan respon eksternal/guru
7

Penilaian Otentik


Penilaian proses dan hasil, pengalaman belajar, tes dan non tes multi aspectsPenilaian hasil, paper and pencil test, kognitif

 

  1. E.     Penerapan CTL dalam pembelajaran


Setiap siswa mempunyai gaya belajar yang berbeda - beda. Perbedaan yang dimiliki siswa tersebut dinamakan sebagai unsur modalitas belajar. Menurut Bobbi Deporter ada tiga tipe gaya belajar siswa, yaitu tive visual, auditorial dan kinestis. Tipe visual adalah gaya belajar dengan cara melihat, sedang tipe auditorial adalah tipe belajar dengan cara menggunakan alat pendengarannya, dan tipe kinestetis adalah tipe belajar dengan cara bergerak. Ketiga gaya belajar tersebut akan dapat diaplikasikan dengan baik oleh pendidik dengan menggunakan CTL.

Pembelajaran secara kontekstual ini dapat diterapkan dalam kurikulum apa saja, bidang studi apa saja, dan kelas yang bagaimanapun keadaannya. Pendekatan pembelajaran kontekstual dalam kelas cukup mudah. Secara garis besar, langkahnya sebagai berikut ini :

  1. Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya

  2. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiri untuk semua topik

  3.  kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya

  4.  Ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok – kelompok)

  5. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran

  6.  Lakukan refleksi di akhir pertemuan

  7.  Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara yang betul – betul menunjukan kemampuan siswa


Untuk itu ada beberapa catatan dalam penerapan CTL sebagai suatu strategi pembelajaran, diantaranya:

  1. Strategi pembelajaran kontekstual adalah model pembelajaran yang menekankan pada aktivitas siswa secara penuh, baik fisik maupun mental.

  2. Strategi pembelajaran kontekstual memandang bahwa belajar bukan menghafal akan tetapi proses berpengalaman dalam kehidupan nyata. Artinya CRL bukan hannya mengharapkan siswa dapat memahami materi yang dipelajarinya, akan tetapi bagaimana materi pelajaran itu dapat mewarnai perilakunya dalam kehidupan sehari – hari.

  3. Kelas dalam pembelajaran CTL bukan sebagai tempat untuk memperoleh informasi, akan tetapi sebagai tempat untuk menguji data hasil temuan mereka di lapangan. Artinya proses belajar diorientasikan pada proses pengalaman secara langsung.

  4. Materi pelajaran ditemukan oleh siswa sendiri bukan hasil pemberian dari orang lain. Artinya CTL mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyara, jadi siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat mengorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi itu akan berfungsi secara fungsional, akan tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori siswa, sihingga tidak akan mudah dilupakan.


Sehubungan dengan hal tersebut, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan bagi setiap guru manakala menggunakan pendekatan CTL, yaitu :

  1. Siswa dalam pembelajaran dipandang sebagai individu yang sedang berkembang. Kemampuan belajar seseorang akan dipengaruhi oleh tingkat perkembangan dan keluasan pengalaman yang dimilikinya. Anak bukanlah orang dewasa dalam bentuk kecil, melainkan organisme yang sementara berada pada tahap – tahap perkembangan. Kemampuan belajar akan sangat ditentukan oleh tikat perkembangan dan pengalaman mereka. Dengan demikian, peran guru bukanlah sebagai instruktur atau ” penguasa ” yang memaksa kehendak melainkan guru adalah pembimbing siswa agar mereka dapat belajar sesuai dengan tahap perkembangannya.

  2. Siswa memiliki kecenderungan untuk belajar hal – hal yang baru dan penuh tantangan. Kegemaran anak adalah mencoba hal – hal yang dianggap aneh dan baru. Oleh karena itulah belajar bagi mereka adalah mencoba memecahkan setiap persoalan yang menantang. Dengan demikian, guru berperan dalam memilih bahan – bahan belajar yang dianggap penting untuk dipelajari oleh siswa.

  3. Balajar bagi siswa adalah proses mencari keterkaitan atau keterhubungan antara hal – hal yang baru dengan hal – hal yang sudah di ketehui. Dengan demikian, peranan guru adalah membantu agar setiap siswa mampu menemukan keterkaitan antara pengalaman baru dengan pengalaman sebelumnya.

  4. Belajar bagi anak adalah proses penyempurnaan skema yang telah ada ( asimilasi ) atau proses pembentukan skema ratu atau ( akomodasi ), dengan demikian tugas guru adalah memfasilitasi ( mempermudah ) agar anak mampu melakukan proses asimilasi dan proses akomodasi.


 

 

 

Kesimpulan


            CTL merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Di dalam CTL terdapat beberapa karakteristik yang perlu diperhatikan ketika seorang pendidik akan memberikan makna dalam pembelajarannya, yaitu :  Kerjasama, Saling menunjang, Menyenangkan, Tidak membosankan,  Belajar dengan bergairah,  Pembelajaran terintegrasi,  Menggunakan berbagai sumber,  Siswa aktif,  Sharing dengan teman, Siswa harus kritis, dan guru harus kreatif.

CTL dapat diterapkan dalam kurikulum apa saja, bidang studi apa saja, dan kelas yang bagaimanapun keadaannya. Dengan demikian CTL merupakan suatu model pembelajaran yang dapat dengan mudah diaplikasikan oleh setiap pendidik. Untuk mewujudkan pembelajaran yang sesuai dengan konsep CTL, tentunya setiap pendidik juga harus melihat dan memperhatikan asas – asas yang terdapat dalamnya, hal ini diperlukan agar pembelajaran tersebut benar – benar sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya.

 

EMOTIONAL QUOTIENT

STRATEGI PEMBELAJARAN PAI


EMOTIONAL  QUOTIENT


Dosen Pengampu :H. Drs.Abd.Madjid, M.Ag






 

Disusun Oleh:


Kelompok8


Ratna Sari                  20090720002

Painah                        20090720010

Ana Dwi Wahyuni    20090720021

Nurul Aina                 20090720041

 

 

 

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


2011


       I.            PENDAHULUAN

Pendidikan sebagai agen perubahan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Oleh karena itu pendidikan selalu mendapat perhatian yang lebih dalam segala aspek. Pendidikan sebagai usaha sadar atau sebuah proses pembelajaran yang dilalukan oleh guru dan siswa dengan tujuan untuk mencapai perubahan yang lebih baik. Dalam hal ini kita sebagai pendidik merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan setiap upaya pendidikan. Itulah sebabnya seorang guru harus selalu bisa membuat inovasi dalam pendidikan. Demikian pula dalam upaya pembelajaran siswa guru dituntut memiliki multi peran sehingga mampu menciptakan kondisi belajar yang efektif.

Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan mulia di dunia ini, karena sempurna itulah manusia dikaruniai berbagai potensi yang sangat luar biasa di antaranya adalah Potensi Kecerdasan (IQ). Menurut penelitian Daniel Goleman seorang psikolog dari Harvard telah menunjukkan bahwa manusia mempunyai suatu jenis potensi dasar yang lain, yaitu kecerdasan omosional EQ (Emotional Quotien). Menurut pedapatnya bahwa EQ akan dapat  secara efektif apabila seseorang mampu memfungsikan EQ nya.

Mengenai kecerdasan intelektual ada yang menyatakan bahwa kecerdasan intelektual tidak dapat banyak diubah oleh pengalaman dan pendidikan. Kecerdasan intelektual cenderung bawaan sehingga kita tidak dapat berbuat banyak untuk meningkatkannya. Sementara itu kecerdasan emosional dapat dilatih, dipelajari dan dikembangkan pada masa kanak-kanak, sehingga masih ada peluang untuk menumbuhkembangkan dan meningkatkannya untuk memberikan sumbangan bagi sukses hidup seseorang.

Konsep kecerdasan emosional memang masih relatif baru, oleh karena itu belum dikenal sebagaimana kita mengenal hebatnya kecerdasan intelektual, juga belum banyak dikembangkan oleh dunia pendidikan. Sehingga konsep-konsep dan praktek pendidikan yang berlangsung masih cenderung mengedepankan kecerdasan intelektual.

 

 

 

 

 

    II.            PEMBAHASAN

  1. A.    Pengertian Emosi


Istilahemosi menurut Daniel Goleman (1995), seorang pakar kecerdasan emosional, yang diambil dari Oxford English Dictionary memaknai emosi sebagai setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan, nafsu, setiap keadaan mental yang hebat dan meluap-luap. Lebih lanjut ia mengatakan bahwa emosi merujuk kepada suatu perasaan dan pikiran-pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis, dan serangkaian kecendrungan untuk bertindak. Menurut Chaplin (1989) dalam Dictionary of psychology, emosi adalah sebagai suatu keadaan yang terangsang dari organisme mencakup perubahan-perubahan yang disadari, yang mendalam sifatnya dari perubahan perilaku. Chaplin (1989) membedakan emosi dengan perasaan, parasaan (feelings) adalah pengalaman disadari yang diaktifkan baik oleh perangsang eksternal maupun olehbermacam-macamkeadaanjasmaniah.Dari uraian tersebut diatas emosi adalah suatu reaksi tubuh menghadapi situasi tertentu. Sifat dan intensitas emosi biasanya terkait erat dengan aktivitas kognitif (berpikir) manusia sebagai hasil persepsi terhadap situasi.

 

  1. B.     Pengertian Kecerdasan Emosional


Istilah “kecerdasan emosional” pertama kali dilontarkan pada tahun 1990 oleh psikolog Peter Salovey dari Harvard University dan John Mayer dari University of New Hampshire untuk menerangkan kualitas-kualitas emosional yang tampaknya penting bagi keberhasilan.

Salovey dan Mayer mendefinisikan kecerdasan emosional atau yang sering disebut EQ sebagai :“himpunan bagian dari kecerdasan sosialyang melibatkan kemampuan memantau perasaan sosial yang melibatkan kemampuan pada orang lain, memilah-milah semuanya dan menggunakan informasi ini untuk membimbing pikiran dan tindakan.” (Shapiro, 1998:8).”

Kecerdasan emosional sangat dipengaruhi oleh lingkungan, tidak bersifat menetap, dapat berubah-ubah setiap saat. Untuk itu peranan lingkungan terutama orang tua pada masa kanak-kanak sangat mempengaruhi dalam pembentukan kecerdasan emosional.

Keterampilan EQ bukanlah lawan keterampilan IQ atau keterampilan kognitif, namun keduanya berinteraksi secara dinamis, baik pada tingkatan konseptual maupun di dunia nyata. Selain itu, EQ tidak begitu dipengaruhi oleh faktor keturunan. (Shapiro, 1998-10).

Sebuah model pelopor lain yentang kecerdasan emosional diajukan oleh Bar-On pada tahun 1992 seorang ahli psikologi Israel, yang mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai serangkaian kemampuan pribadi, emosi dan sosial yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berhasil dalam mengatasi tuntutan  dan tekanan lingkungan (Goleman, 2000 :180).

Gardner dalam bukunya yang berjudul Frame Of Mind (Goleman, 2000 : 50-53) mengatakan bahwa bukan hanya satu jenis kecerdasan yang monolitik yang penting untuk meraih sukses dalam kehidupan, melainkan ada spektrum kecerdasan yang lebar dengan tujuh varietas utama yaitu linguistik, matematika/logika, spasial, kinestetik, musik, interpersonal dan intrapersonal. Kecerdasan ini dinamakan oleh Gardner sebagai kecerdasan pribadi yang oleh Daniel Goleman disebut  sebagai kecerdasan emosional.

Menurut Gardner, kecerdasan pribadi terdiri dari :”kecerdasan antar pribadi yaitu kemampuan untuk memahami orang lain, apa yang memotivasi mereka, bagaimana mereka bekerja, bagaimana bekerja bahu membahu dengan kecerdasan. Sedangkan kecerdasan intra pribadi adalah kemampuan yang korelatif, tetapi terarah ke dalam diri. Kemampuan tersebut adalah kemampuan membentuk suatu model diri sendiri yang teliti dan mengacu pada diri serta kemampuan untuk menggunakan modal tadi sebagai alat untuk menempuh kehidupan secara efektif.” (Goleman, 2002 : 52).

Dalam rumusan lain, Gardner menyatakan bahwa inti kecerdasan antar pribadi itu mencakup “kemampuan untuk membedakan dan menanggapi dengan tepat suasana hati, temperamen, motivasi dan hasrat orang lain.” Dalam kecerdasan antar pribadi yang merupakan kunci menuju pengetahuan diri, ia mencantumkan “akses menuju perasaan-perasaan diri seseorang dan kemampuan untuk membedakan perasaan-perasaan tersebut serta memanfaatkannya untuk menuntun tingkah laku”. (Goleman, 2002 : 53).

Berdasarkan kecerdasan yang dinyatakan oleh Gardner tersebut, Salovey (Goleman, 2002:57) memilih kecerdasan interpersonal dan kecerdasan intrapersonal untuk dijadikan sebagai dasar untuk mengungkap kecerdasan emosional pada diri individu. Menurutnya kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang untuk mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain (empati) dan kemampuan untuk membina hubungan (kerjasama) dengan orang lain.

Menurut Goleman (2002 : 512), kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi (to manage our emotional life with intelligence); menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya (the appropriateness of emotion and its expression) melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan keterampilan sosial.

Jadi kecerdasan emosional dalam konteks ini  adalah kemampuan siswa untuk mengenali emosi diri, mengelola emosi diri, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain (empati) dan kemampuan untuk membina hubungan (kerjasama) dengan orang lain.

 

  1. Karakteristik Kecerdasan Emosi


Goleman menegaskan, obat terbaik untuk memerangi cacat emosional ialah mencegahnya. Dengan kata lain, ia menyarankan agar kita meletakkan pada tempat sepenting mungkin perihal pengajaran keterampilan esensial dari kecerdasan emosi untuk kita semua.

Menurut Goleman, yang juga menulis buku kecerdasan emosional, terdapat lima karakteristik dan kemampuan dalam kecerdasan emosional.

  1. Kesadaran diri (self-awareness)


Mengetahui apa yang kita rasakan pada suatu saat, dan menggunakannya untuk memandu pengambilan keputusan diri sendiri, memiliki tolok ukur yang realistik atas kemampuan diri dan kepercayaan diri yang kuat.

Self-awareness meliputi kemampuan :

  1. kesadaran emosi yaitu mengenali emosi diri sendiri dan efeknya,

  2. penilaian diri secara teliti yaitu mengetahuikekuatan dan batas-batas dalam diri

  3. percaya diri yaitu keyakinan tentang harga diri dan kemampuan diri.

  4. Pengaturan diri (self regulation)


Menangani emosi sedemikian rupa sehingga berdampak positif kepada pelaksanaan tugas dan pencapaian suatu maksud, bereaksi secara proporsional terhadap suatu situasi, mampu dengan cepat pulih dari tekanan emosi.

Pengaturan diri meliputi :

  1. Mengendalikandiriyaitumengelolaemosidandesakanhati yang merusak.

  2. Sifatdapatdipercayayaitumemeliharanormakejujurandanintegritas.

  3. Kehati-hatianbertanggungjawabataskinerjapribadi.

  4. Adaptabilitaskeluwesandalammenghadapiperubahan.

  5. Inovasiyaitumudahmenerimadanterbukaterhadapgagasan, pendekatandaninformasi-informasibaru.

  6. MotivasiDiri (motivation)


Menggunakanhasrat yang paling dalamuntukmenggerakkandanmenuntutmenujusasaran, membantukitamengambilinisiatifdanbertindakefektif, sertauntukbertahanmenghadapikegagalandanfrustasi.

Kecenderunganemosi yang mempermudahpencapaiansasaranmeliputi :

  1. Doronganprestasiyaitudoronguntukmenjadilebihbaik

  2. Komitmenyaitukemampuanmenyesuaikandiridengansasarandiriataukelompok

  3. Inisiatifyaitukesiadatiadpanuntukmemanfatkankesempatan

  4. Optimismeyaitukegigihandalammemperjuangkansasarankendatiadahalangandankegagalan.

  5. Empati (empathy)


Merasakanapa yang dirasakanoleh orang lain, mampumemahamiperspektifmereka, menumbuhkanhubungansalingpercayadanmenyelaraskandiridenganbermacam-macam orang.

Kemampuanempatimeliputi :

  1. Memahami orang lainyaitumenginderaperasaandanpresfektif orang danmenunjukkanminataktifterhadapkepentinganmereka.

  2. Mengembangkan orang lain yaitumerasakankebutuhanperkembangan orang lain danberusahamenumbuhkankemampuanmereka.

  3. Orientasipelayananyaitu :kemampuanmengantisipasi, mengenalidanberusahamemenuhikebutuhan orang lain.

  4. Memanfaatkankeragamanyaitukemampuanmenumbuhkanpeluangmelaluipergaulandengan orang lain.

  5. Kesadaranpolitisyaitumampumembacaarusemosisebuahkelompokdanhubungannyadengankekuasaan.

  6. KeterampilanSosial (social skills)


Menanganiemosisecarabaikketikaberhubungandengan orang lain dansecaracermatmembacasituasidanjaringansosial; berinteraksidenganlancar; menggunakanketerampilanuntukmempengaruhidanmemimpin, bermusyawarahdanmenyelesaikanperselisihansertakerjasamadalamtim.

Kepintarandalammenggugahtanggapan yang dikehendakipada orang lain :

  1. Pengaruhyaitumelakukantaktikuntukmelakukanpersuasi

  2. Komunikasiyaitumengirimpesan yang jelasdanmeyakinkan

  3. Manajemenkonflikyaitukemampuanmelakukannegosiasipemecahansilangpendapat.

  4. Kepemimpinanyaitumembangkitkaninspirasidandanmemandukelompokdan orang lain.

  5. Katalisatorperubahanyaitukemampuanmemulaidanmengelolaperubahan.

  6. Membangunhubunganyaitukemampuanmenumbuhkanhubungan yang bermanfaat

  7. Kolaborasidankooperasiyaitukemampuanbekerjasamadengan orang laindemitujuanbersama.

  8. Kemampuantimyaitukemampuanmenciptakansinergikelompokdalamtujuanbersama.


 

  1. D.    HubunganantaraKecerdasanEmosidanKecerdasanIntelektual


IQ dan EQ bukanlahketerampilan-keterampilan yang salingbertentanganmelainkanketerampilan-keterampilan yang sedikitterpisahatau semi mandiri.masing-masingnencerminkankerjajaringansirkuit yang berbedanamunsalingberkait di dalamotak. Menurutpenelitianmemangadasedikitkorelasiantaraaspek IQ dan EQ, sehinggajelaslahbahwakeduahalituumumnyaterpisahsehinggaterwujudperpaduan yang harmonisatauselarasantarakeduanya.

EQ adalahjembatanantaraapa yang kitaketahuidanapa yang kitalakukan. Semakintinggi EQ kitasemakinterampilkitamelakukanapa yang kitaketahuibenar.

Beberapamanfaatdarikeselarasan IQ dan EQ adalahseseorangakanmampuuntuk:

  1. Bekerjalebihbaikdaripekerjalainnya.

  2. Menjadianggotakelompok yang lebihbaik.

  3. Merasapercayadiridandiberdayakanuntukmencapaitujuan.

  4. Menanganimasalahdenganefektif.

  5. Memberikanpelayananlebihbaik.

  6. Berkomunikasidenganlebihbaik.

  7. Memimpindanmengelolapekerjadenganfalsafahhatidankepala.

  8. Menciptakan kinerja yang memiliki integritas, nilai dan standar perilaku yang tinggi.


Dengan demikian keberhasilan seseorang semata-mata tidak hanya bergantung atau ditentukan oleh IQ tinggi saja, namun bergantung bagaimana kemampuan seseorang itu dalam mengelola antara IQ dan EQ.

 

  1. E.     Keterkaitan Kecerdasan Emosi dengan Strategi Pembelajaran


Strategi pembelajaran yang akan dipilih dan digunakan oleh guru bertitik tolak dari tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan di awal. Agar diperoleh tahapan kegiatan pembelajaran yang berdaya dan berhasil guna, maka guru harus mampu menentukan strategi pembelajaran apa yang akan digunakan. Strategi pembelajaran pada dasarnya adalah suatu rencana untuk mencapai tujuan.

Dalam kegiatan pembelajaran, tugas seorang guru adalah menciptakan bagaimana agar strategi pembelajaran yang dia gunakan dalam pembelajaran di kelas mampu menyentuh ranah-ranah dalam kecerdasan emosional. Dengan ini keterkaitan antara kecerdasan emosi dengan strategi pembelajaran adalah sangat erat dan sangat berpengaruh terhadap tujuan pembalajaran yang diharapkan.

Sikap dan sifat guru keseharian disekolah akan sangat besar pengaruhnya terhadap kecerdasan emosi anak. Guru yang mengajar dengan penuh perhatian akan membentuk anak yang perhatian pula terhadap orang lain. Guru di sekolah memang bukan satu-satunya yang bertanggung jawab dalam pendidikan pada anak. Akan tetapi memegang peran terpenting ketika anak berada di sekolah sebagai komunitas kedua anak setelah di rumah. Guru sebagai pengganti orang tua di sekolah dituntut perannya seperti orang tua sebagai pendidik, tidak semata untuk transfer pengetahuan tetapi juga sebagai transfer nilai/value untuk penanaman sikap termasuk sikap empati kepada orang lain. Untuk itu sosok guru sebagai pribadi panutan anak, teladan bahkan sebagai figure yang layak dicontoh menjadi sesuatu yang penting.

 

 

 

 

 

 

 III.            KESIMPULAN

Bekal yang harus dimiliki guru bukan hanya ilmu pengetahuan, tetapi lebih dari itu diperlukan dasar-dasar ilmu kependidikan yang memadai agar dapat digunakan dalam menghadapi anak didiknya. Hal ini disebabkan guru bukan hanya seorang pemindah ilmu dari dirinya kepada anak didik, tetapi harus pula mampu mengelola dan mengatur seluruh komponen dalam sistem pembelajaran sedemikian rupa sehingga proses transfer ilmu dapat berjalan dengan baik. Dengan demikian akan terjadi perubahan dalam diri anak didik dari tidak tahu menjadi tahu dan dari tingkah laku yang kurang baik menjadi baik.

Harapan besar pada guru PAI, karena tersirat dan tersurat dalam ajaran agama Islam tentang kecerdasan emosional. Mendidik anak yang cerdas secara emosional dengan kemampuan mengenali emosi diri, mengelola emosi, memanfaatkan emosi secara produktif, empati dan kesanggupan membina hubungan menjadi bagian dari pendidikan Agama Islam. Kecerdasan emosional di dalam ajaran islam lebih dekat dengan ajaran mengenai akhlak. Akhlak sebagai perangai/watak manusia tidak lahir bersama dengan kelahiran manusia, tetapi akhlaq dibentuk sepanjang hidup manusia. Bahkan ketinggian akhlaq di dalam Islam merupakan jenjang tertinggi dengan derajat Ihsan. Ajaran sabar, jujur, menahan amarah, ikhlas, qonaah dan ajaran lain dalam akhlak sejatinya adalah pendidikan untuk cerdas secara emosional. Misalnya, qana`ah tak sekadar sikap pasif menerima apa adanya, tapi ada proses evaluasi pembelajaran. Juga, berpotensi meningkatkan kecerdasan emosi.

Dengan memiliki EQ yang baik diharapkan guru PAI khususnya dan guru mata pelajaran lainnya pada umumnya dapat membawa anak didiknya ke arah keberhasilan belajar dan pembentukan karakter yang mantap dan mulia. EQ yang memadai membuat guru peduli keadaan anak didiknya setiap saat, mampu mengendalikan emosinya ketika anak didik berperilaku yang tidak berkenan bagi dirinya,  empati pada mereka, mampu membina hubungan yang baik dengan mereka, dan memotivasi diri sendiri agar terus berkarya dan berkreasi. Semua kemampuan itu termasuk kecerdasan emosional yang merupakan syarat mutlak bagi guru agar profesional dalam profesinya. Terlebih bagi guru PAI, yang sebagian telaah ilmunya sangat kompleks, bila tidak sabar dalam mengelola kelas, maka mustahil keberhasilan siswa dapat terwujud. Dengan suri tauladan yang baik dari guru, maka karakter yang terbentuk dalam diri peserta didik juga akan baik dilandasi akhlak mulia yang terpuji, sehingga generasi penerus bangsa yang kita inginkan akan terwujud di masa depan.

Daftar Pustaka



Goleman, Daniel. (2000). Emotional Intelligence (terjemahan). Jakata : PT Gramedia Pustaka Utama.

Mustakim. 2001. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Riyanto, Yatim. 2010. Paradigma Baru pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Saphiro, Lawrence E. (1998). Mengajarkan Emotional Intelligence Pada Anak. Jakarta : Gramedia.

Usman, Uzer. 2009. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Rosdakarya.

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/mami%20hajaroh/KECERDASAN%20EMOSIONAl%20dalam%20PAI.pdf, diakses 03 Desember 2011.

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Perlunya%20EQ_0.doc, diakses 03 Desember 2011.

http://www.maswins.com/2010/05/artikel-strategi-pembelajaran.html, diakses 03 Desember 2011.