Selasa, 03 Januari 2012

Pendekatan Filosofis Terhadap Hakekat Tujuan Pendidikan

BAB I


PENDAHULUAN




  1. A.      LATAR BELAKANG


Pendidikan merupakan kegiatan yang universal dalam kegiatan masyarakat. Meskipun pendidikan merupakan suatu gejala yang umum dalam setiap kehidupan masyarakat, namun perbedaan filsafat dan pandangan hidup yang dianut oleh masing-masing bangsa atau masyarakat menyebabkan adanya perbedaan penyelenggaraan termasuk perbedaan sistem pendidikan tersebut. Penyelenggaraan pendidikan tidak terlepas dari tujuan pendidikan yang hendak dicapainya, rumusan tujuan pendidikan selalu mengalami perubahan sesuai dengan tuntutan pembangunan dan perkembangan kehidupan masyarakat dan negara Indonesia. Tujuan pendidikan adalah kualifikasi yang diharapkan dimiliki murid setelah dia menerima atau menyelesaikan program pendidikan pada lembaga pendidikan tertentu.

Pendekatan filosofis terhadap hakekat tujuan pendidikan sangat penting karena bertujuan untuk menjelaskan inti, dan hakikat mengenai tujuan pendidikan.

 

  1. B.       RUMUSAN MASALAH

    1. Apakah pengertian dari pendekatan filosofis?

    2. Apakah tujuan pendidikan?

    3. Bagaimana tujuan pendidikan menurut para filusuf?

    4. Bagaimana pendekatan filosofis terhadap hakekat tujuan pendidikan?




 

  1. C.      TUJUAN

    1. Mengetahui pengertian dari pendekatan filosofis.

    2. Mengetahui tujuan pendidikan

    3. Mengetahui tujuan pendidikan menurut para filusuf..

    4. Mengetahui pendekatan filosofis terhadap hakekat tujuan pendidikan.




 

 

BAB II


PEMBAHASAN




  1. A.           PENGERTIAN PENDEKATAN FILOSOFIS


Pendekatan filosofis adalah cara pandang atau paradigma yang bertujuan untuk menjelaskan inti, hakikat, atau hikmah mengenai sesuatu yang berada di balik objek formanya. Dengan kata lain, pendekatan filosofis adalah upaya sadar yang dilakukan untuk menjelaskan apa dibalik sesuatu yang nampak.

Pendekatan filosofis untuk menjelaskan suatu masalah dapat diterapkan dalam aspek-aspek kehidupan manusia, termasuk dalarn pendidikan. Filsafat tidak hanya melahirkan pengetahuan baru, melainkan juga melahirkan filsafat pendidikan. Filsafat pendidikan adalah filsafat terapan untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan yang dihadapi. John Dewey (1964) berpendapat bahwa filsafat merupakan teori umum tentang pendidikan. Filsafat sebagai suatu sistem berpikir akan menjawab persoalan-persoalan pendidikan yang bersifat filosofis dan memerlukan jawaban filosofis pula.

  1. B.            TUJUAN PENDIDIKAN


Secara bahasa tujuan adalah arah, haluan, jurusan, maksud . Dalam skala yang lebih besar pendidikan diatur oleh Pemerintah baik sistem maupun managemennya. Di Indonesia berdasarkan Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 disebutkan bahwa pendidikan nasional bertujuan Mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk brkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.                   .
Paulo Freire, tokoh pendidikan Amerika Latin mengatakan bahwa tujuan akhir dari preses pendidikan adalah memanusiakan manusia (humanisasi). Tidak jauh berbeda dengan pandangan di atas M.Arifin berpendapat bahwa proses pendidikan pada akhirnya berlangsung pada titik kemampuan berkembangnya tiga hal, yaitu mencerdaskan otak yang ada dalam kepala (head), kedua, mendidik akhlak atau moralitas yang berkembang dalam hati (heart) dan ketiga, adalah mendidik kecakapan/ketrampilan yang pada prinsipnya terletak pada kemampuan tangan (hand). Berangkat dari arti pentingnya pendidikan ini, Karnadi Hasan memandang bahwa pendidikan bagi masyarakat dipandang sebagai “human investment” yang berarti secara historis dan filosofis, pendidikan telah ikut mewarnai dan menjadi landasan moral dan etik dalam proses humanisasi dan pemberdayaan jati diri bangsa.

 

Pendidikan dimanapun dan kapanpun pada esensinya adalah sama. Hal ini di ungkapakan oleh Robert Maynard Hutchins yaitu bahwa :
Satu tujuan pendidikan adalah mengeluarkan unsur-unsur kemanusiaan yang sama dalam diri kita. Unsur unsur itu pada dasarnya tidak berbeda meski tempat dan waktunya berlainan. Jadi, anggapan bahwa manusia harus dididik untuk hidup di tempat atau di zaman tertentu, menyesuaikan manusia dengan lingkungan tertentu, adalah gagasan asing dan tidak sesuai dengan konsepsi pendidikan sejati.

Pendidikan mengisyaratkan pengajaran. Pengajaran mengisyaratkan pengetahuan. Pengetahuan adalah kebenaran. Kebenaran, dimanapun, kapanpun, sama saja .

Pendidikan dapat dikatakan berhasil jika sudah mempunyai tujuan-tujuan yang jelas dan ditempuh dengan tindakan-tindakan yang jelas pula..
Bila kita kembali kepada hakekat pendidikan maka pendidikan pada esensinya juga bertujuan untuk membantu manusia menemukan hakekat kemanusiaannya. Proses humanisasi ini adalah –meminjam istilah Freire- pembebasan. Pembebasan manusia dari belenggu struktur sosial, cara pikir yang salah, doktrin tertentu dan sebagainya

 

  1. C.           TUJUAN PENDIDIKAN MENURUT PARA FILUSUF


Para filusuf mengemukakan pandangan berbeda mengenai tujuan pendidikan, antara lain:

  1. Plato (427-347 SM)


Tujuan utama pendidikan adalah membina pemimpin yang sadar akan asas normative dan melaksanakannya dalam semua aspek kehidupan.

  1. Aristoteles (384-322 SM)


Aristoteles menganggap kebahagiaan sebagai tujuan dari pendidikan yang baik. Ia mengembangkan individu secara bulat dan total, meliputi aspek jasmaniyah, emosi, dan intelek. Ia juga mengakui bahwa kebahagiaan tertinggi adalah “kehidupan berpikir”.

  1. Thomas Aquinas


Thomas berpendapat bahwa tujuan pendidikan adalah menuntun kemampuan – kemampuan yang masih tidur menjadi aktif atau nyata tergantung pada kesadaran tiap –tiap individu. Seorang guru bertugas untuk menolong membangkitkan potensi yang masih tersembunyi dari anak didik agar menjadi aktif dan nyata.

  1. John Dewey


Tujuan pendidikan adalah efisiensi sosial dengan cara memberikan kemampuan untuk berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan demi pemenuhan kepentingan dan kesejahteraan bersama secara bebas dan maksimal.

 

  1. D.           PENDEKATAN  FILOSOFIS TERHADAP HAKEKAT TUJUAN PENDIDIKAN


Pendekatan filosofis yaitu suatu pendekatan untuk menelaah dan memecahkan masalah-masalah pendidikan dengan menggunakan metode filsafat. Pendidikan membutuhkan filsafat karena masalah pendidikan tidak hanya menyangkut pelaksanaan pendidikan semata, yang hanya terbatas pada pengalaman. Dalam pendidikan akan muncul masalah-masalah yang lebih luas, kompleks dan lebih mendalam, yang tidak terbatas oleh pengalaman inderawi maupun fakta-fakta faktual, yang tidak mungkin dapat dijangkau oleh sains. Masalah-masalah tersebut diantaranya adalah tujuan pendidikan yang bersumber dari tujuan hidup manusia dan nilai sebagai pandangan hidup. Nilai dan tujuan hidup memang merupakan fakta, namun pembahasannya tidak bisa dengan menggunakan cara-cara yang dilakukan oleh sains, melainkan diperlukan suatu perenungan yang lebih mendalam.

Cara kerja pendekatan filsafat dalam pendidikan dilakukan melalui metode berfikir yang radikal, sistematis dan menyeluruh tentang pendidikan, yang dapat dikelompokkan ke dalam tiga model:

  1. Model filsafat spekulatif


Filsafat spekulatif adalah cara berfikir sistematis tentang segala yang ada, merenungkan secara rasional-spekulatif seluruh persoalan manusia dengan segala yang ada di jagat raya ini dengan asumsi manusia memliki kekuatan intelektual yang sangat tinggi dan berusaha mencari dan menemukan hubungan dalam keseluruhan alam berfikir dan keseluruhan pengalaman

  1. Model filsafat preskriptif


Filsafat preskriptif berusaha untuk menghasilkan suatu ukuran (standar) penilaian tentang nilai-nilai, penilaian tentang perbuatan manusia, penilaian tentang seni, menguji apa yang disebut baik dan buruk, benar dan salah, bagus dan jelek. Nilai suatu benda pada dasarnya inherent dalam dirinya, atau hanya merupakan gambaran dari fikiran kita. Dalam konteks pendidikan, filsafat preskriptif memberi resep tentang perbuatan atau perilaku manusia yang bermanfaat.

  1. Model filsafat analitik


Filsafat analitik memusatkan pemikirannya pada kata-kata, istilah-istilah, dan pengertian-pengertian dalam bahasa, menguji suatu ide atau gagasan untuk menjernihkan dan menjelaskan istilah-istilah yang dipergunakan secara hati dan cenderung untuk tidak membangun suatu mazhab dalam sistem berfikir (disarikan dari Uyoh Sadulloh, 1994).

Pendekatan filosofis pada dasarnya bertujuan untuk menjelaskan inti,dan  hakikat, mengenai sesuatu yang berada di balik suatu objek tertentu.

  1. Inti Tujuan Pendidikan


Inti dari Tujuan pendidikan adalah Keimanan kepada Tuhan YME.

Ibarat pohon besar ranting-ranting adalah semua cabang ilmu pengetahuan, dan badan pohon di ibaratkan sebagai filsafat merupakan induk dari cabang ilmu pengetahuan. Serta akar sebagai inti/dasar induk cabang ilmu pengetahuan yaitu iman. Jadi kesimpulannya bahwa apapun ilmu yang kita peroleh dasarnya adalah iman (tauhid). Dasar pancasila kita saja dalam sila pertama “Ketuhanan Yang Maha Esa” merujuk pada keimanan, merupakan pembungkus dari empat sila yang lain.

  1. Hakekat Tujuan Pendidikan


Pendidikan merupakan transfer of knowledge, transfer of value dan transfer of culture and transfer of religius yang diarahkan pada upaya untuk memanusiakan manusia. Hakikat proses pendidikan ini sebagai upaya untuk mengubah perilaku individu  atau  kelompok  agar  memiliki  nilai-nilai  yang disepakati berdasarkan agama, filsafat, ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan keamanan. 

Menurut Freire hakekat tujuan pendidikan adalah membebaskan. Freire mendobrak bahwa pendidikan haruslah mencermati realitas sosial. Pendidikan tidaklah dibatasi oleh metode dan teknik pengajaran bagi anak didik. Pendidikan untuk kebebasan ini tidak hanya sekedar dengan menggunakan proyektor dan kecanggihan sarana tekhnologi lainnya yang ditawarkan sesuatu kepada peserta didik yang berasal dari latar belakang apapun. Namun sebagai sebuah praksis sosial, pendidikan berupaya memberikan bantuan membebaskan manusia di dalam kehidupan objektif dari penindasan yang mencekik mereka . Hal senada juga di ungkapkan oleh Ki Hajar Dewantara, bahwa pendidikan seharusnya memerdekakan,.

YB. Mangunwijaya beranggapan bahwa pendidikan haruslah berbasis realitas sosial.

Kata Latin untuk mendidik adalah educare yang berarti menarik keluar dari, dan ini boleh diartikan usaha pemuliaan. Kata educare memberi arah kepada pemuliaan manusia, atau pembentukan manusia. Dalam pengertian sederhana secara leksikal education (pendidikan) adalah suatu proses pembebasan untuk membuat manusia lebih manusiawi. Manusiawi berarti manusia yang lebih mulia, yang keluar dari ketertindasan dan kebodohan.

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III


PENUTUP




  1. A.      KESIMPULAN


Pendekatan filosofis adalah cara pandang atau paradigma yang bertujuan untuk menjelaskan inti, hakikat, atau hikmah mengenai sesuatu yang berada di balik objek formanya

Inti dari Tujuan pendidikan adalah Keimanan kepada Tuhan YME.

Hakekat tujuan pendidikan adalah membebaskan. Pembebasan untuk membuat manusia lebih manusiawi. Manusiawi berarti manusia yang lebih mulia, yang keluar dari ketertindasan dan kebodohan.

  1. B.       SARAN


Di dalam menghadapi masalah-masalah di bidang pendidikan sebaiknya menggunakan pendekatan filosofis.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA


Arifin, HM, Prof.2000.Filsafat Pendidikan Islam, Cet. VI.Jakarta: PT. Bumi Aksara

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.1988.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Karnadi, Hasan.2000.Jurnal Dinamika Islam dan Budaya Jawa.IAIN Wali Songo: Pusat Pengkajian Islam Strategis.

Uyoh Sadulloh.1994. Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: P.T. Media Iptek

www.adzraiq.blogspot.com

www.erlanmuliadi.blogspot.com

www.hasyimtriyono.blogdetik.com

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar